YOGYA, KRJOGJA.com - Hasil evaluasi dua minggu tanpa karantina di Bali menunjukan jumlah wisman meningkat dengan 'positivity rate' yang rendah dan tidak terjadi peningkatan kasus di Bali. Berdasarkan hasil evaluasi karantina pemantauan kesehatan satu hari di Jakarta juga menunjukan 'positivity rate entry test' kurang dari lima persen.
"Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tanpa karantina di Bali dan karantina 1 hari di Jakarta yang berjalan baik, kita akan usulkan besok pada rapat kabinet terbatas, kebijakan tanpa karantina diberlakukan di seluruh Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan pada video conference (vidcon) terkait evaluasi PPKM Jawa-Bali, secara daring pada minggu (20/3/2022) malam.
Luhut menjelaskan, meski begitu 'entry test' tetap dilakukan di bandara, para Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) menunggu hasil tes negatif di hotel, apartemen atau rumah. Sedangkan kewajiban exit test hari ke-3 di Bali ditiadakan. Adapun PPLN dihimbau melakukan tes mandiri dan melaporkan kondisi kesehatan ke faskes terdekat.
Meskipun demikian, Luhut menekankan supaya active case surveillance, testing, dan tracing harus kembali diperkuat serta akselerasi vaksinasi lengkap dan booster, terutama untuk lansia di daerah Jawa Bali masih terus harus dikejar.
Diharapkan vaksinasi booster di daerah Jawa Bali mencapai 30 persen sebelum lebaran. Untuk laju vaksinasi Jawa Bali saat ini, minggu ke-III Maret 2022 mencapai sekitar 1.05 juta suntikan per minggu. Adapun target laju vaksinasi booster (all) harus ditingkatkan hingga 4x lipat atau 4,17 juta per minggu atau 595 ribu per hari.
Dalam kesempatan itu Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji yang mengikuti vidcon secara dari dari Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, menyatakan, angka kematian di Yogyakarta memang masih cukup tinggi. Karena dari catatan yang diterima mereka terlambat masuk rumah sakit. Pasalnya selama ini ada kecenderungan warga yang terkena Covid-19 lebih banyak yang memilih isoman di rumah. Sementara ada beberapa orang yang tidak memahami bahwa mereka memiliki komorbid sehingga terlambat masuk ke rumah sakit.(Ria)