Tak Ada Wilayah di Kota Yogyakarta Masuk Zona Merah

Photo Author
- Senin, 7 Maret 2022 | 13:32 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Selama terjadinya gelombang ketiga Covid-19 dengan varian Omicron di wilayah Kota Yogya, belum ada wilayah yang masuk kategori zona merah. Kondisi tersebut berbeda dengan varian Delta tahun lalu. Hal ini karena meski tambahan kasus tergolong tinggi namun menunjukkan kestabilan. Begitu pula angka kesembuhan yang juga tinggi.

“Kalau kita lihat dalam waktu sepekan terakhir memang kasus hariannya stabil di angka 500 kasus. Ada hari tertentu yang naik sedikit namun ada pula di bawah 500. Bahkan cenderung turun namun belum kelihatan. Tapi secara keseluruhan angka sembuhnya juga tinggi. Jadi memang tidak ada zona merah,” tandas Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogya Heroe Poerwadi.

Dari total akumulasi kasus selama adanya temuan varian Omicron, imbuh Heroe, sebenarnya juga sudah melampaui varian Delta. Variabelnya sudah di atas 4.000 kasus. Hanya, mayoritas penyintas Covid19 saat ini ialah tanpa gejala atau hanya gejala ringan.

Berbeda dengan varian Delta sebelumnya yang banyak penyintas mengalami gejala hingga butuh perawatan di rumah sakit. “Sekarang ini kapasitas di rumah sakit juga sekitar 60an persen. Sekitar 55 persen di antaranya merupakan pasien dari luar kota,” imbuhnya.

Di samping itu, Kota Yogya pun sudah menyiagakan sejumlah tempat isolasi terpadu yakni Rusun Bener Tegalrejo baik tower I dan tower II serta rusun di Gemawang. Akan tetapi tempat isolasi terpadu yang terpaki hanya Rusun Bener Tower I dengan keterisian 65 persen. Sedangkan dua tempat isolasi terpadu lainnya masih belum terisi.

Kendati cenderung tidak lebih membahayakan dibanding varian sebelumnya, namun masyarakat tetap tidak boleh lengah. Hal ini karena virus tersebut tetap bisa berbahaya bagi anak-anak yang belum divaksin serta kaum lansia dengan komorbid. Apalagi di tengah varian Omicron juga masih ada pasien yang terserang varian Delta.

“Sekarang ini sebarannya juga sudah ada di masyarakat. Ketika melakukan skrining mandiri dan dinyatakan positif, sulit dideteksi dari mana dia terpapar. Artinya, ini yang harus diwaspadai supaya sebarannya tidak semakin meluas,” urai Heroe.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah juga sudah memberlakukan berbagai kebijakan untuk meredam laju tambahan angka Covid-19. Salah satunya pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang kembali dihentikan dan digantingan dengan daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Begitu pula aktivitas perkantoran pemerintah yang kembali menggulirkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah hingga 50 persen. Dalam waktu dekat, kegiatan di masyarakat juga bakal dibatasi baik dari aspek kapasitas maupun waktu penyelenggaraan.

Justru jika memungkinkan ditunda, kegiatan yang sudah direncanakan direkomendasikan untuk ditunda atau digelar secara daring agar tidak memicu kerumunan. “Kalau kita bisa bersama-sama untuk saling membatasi, semoga Maret ini kasus bisa terus menurun,” harapnya. (Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X