YOGYA, KRJOGJA.com - PT BP Kedaulatan Rakyat Yogyakarta meluncurkan buku berjudul 'Membela Yogya Istimewa'. Peluncuran ditandai penyerahan buku oleh penulisnya, Soeparno S. Adhy kepada Direktur Utama PT BP KR M Wirmon Samawi SE MIB dan Komisaris Utama PT BP KR Prof Dr Inajati Adrisijanti, Rabu (2/3/2022).
Buku setebal 84 halaman itu berisi 34 tulisan berkait dengan perjuangan berbagai elemen masyarakat, pimpinan dan anggota DPRD DIY dan Kabupaten/Kota se-DIY, Gubernur-Wakil Gubernur serta Bupati/Walikota se-DIY dalam mempertahankan predikat Keistimewaan DIY.
Tulisan-tulisan tersebut semula merupakan Tajuk Rencana atau Editorial KR dalam ikut menyuarakan aspirasi selaligus membela keistimewaan DIY. Pendapat serta sikap berikut reaksi surat kabar KR dari upaya menanggalkan atau bahkan menghapus status keistimewaan, dengan segala hak yang melekat yang tak dapat diganggung gugat. Sri Sultan dan Sri Paku Alam yang tengah menjabat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.
Di antara tulisan tersebut berjudul 'Kekosongan Pimpinan di DIY Sampai Kapan?'(halaman 25). Tulisan yang dimuat KR Rabu Legi 23 September 1998 itu diawali dengan kalimat, "Semakin kuat memang adanya kesan Pemerintah Pusat mempermainkan Pemda dan rakyat DIY dalam hal penetapan Gubernur DIY".
Sedang dalam tulisan berjudul 'Pernyataan Sikap DPRD DIY' yang termuat di halaman 57 Senin Kliwon 13 Desember 2010, menyoroti dengan tegas sikap dan pernyataan DPRD DIY dalam sidang paripurna yang 'tetap mempertahankan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur tetap dijabat oleh Sri Sultan dan Sri Paku Alam yang tengah jumeneng.
Rangkaian tulisan dalam buku ditutup dengan tulisan 'Hamengku Buwono - Hamengku Bawono' yang mereaksi perubahan nama Sri Sultan berdasar Sabda Raja yang disusul Undhang tertanggal 4 Mei 2015. Inti isinya adalah, mengubah nama Sultan menjadi Hamengku Bawono Ka-10.
Tulisan tersebut ditutup dengan kalimat, "Nama Sultan Hamengku Buwono tetap terpatri dalam pikiran dan sanubari (rakyat DIY). Lidah, nulut menjadi kelu dan pelo rasanya bila harus mengucap selain itu.
Direktur Utama PT BP KR M Wirmon Samawi SE MIB dalam kata pengantarnya antara lain menulis bahwa buku 'Membela Yogya Istimewa' merupakan bagian dari perjalanan sejarah eksistensi Pemda DIY beserta aspirasi rakyat DIY pada masa atau dekade tertentu. Sekaligus upaya dan perjuangan harian Kedaulatan Rakyat untuk membela eksistensi DIY berikut dukungan terhadap aspirasi dan warga masyarakat Yogyakarta. (Mus)