BINCANG budaya kemasan ringan tapi mengena sudah 15 tahun digelar oleh RRI Yogyakarta Programa 4 setiap malamnya. Nama acara tersebut Pendapa yang diasuh oleh Sugiman Dwi Nurseta. Topiknya budaya ringan tetapi perbincangan bisa luas cakupannya. Pihak RRI Pro 4 mengundang narasumber yang kompeten di bidangnya yang siap menjawab pertanyaan pendengar ketika interaktif, pendengar bisa bertanya lewat telepon atau WA.
"Sambutan pendengar cukup bagus, maka acara ini tetap dipertahankan," kata Sugiman, Rabu (09/02/2022).
Topiknya tentang karawitan, kethoprak, pedalangan, sastra, upacara adat dan sebagainya. Yang diundang sebagai narasumber bukan hanya pelaku budaya tetapi juga tokoh politik, birokrasi dan lain-lainnya.
Tetapi semua persoalan dilihat dari sisi budaya. Untuk sajian topik pedalangan, terutama untuk dalang-dalang muda karena merekalah yang melanjutkan estafet pelestarian dan pengembangan pedalangan. Meskipun begitau RRI juga mengundang narasumber dalang senior praktisi, dan praktisi pedalangan yang juga akademisi.
Menurut Sugiman narasumber yang mengisi acara Pendapa menjadi acuan bagi para pendengar, misalnya suatu ketika bicara tentang upacara adat maka oleh pendengar kemudian dijadikan acuan ketika menggelar upacara adat. Maka acara Pendapa selalu ditunggu oleh pendengar dan ternyata pendengar ternyata senang diajak ngobrol tentang budaya.
Harapan Sugiman, acara Pendapa bisa menjadi tempat memperkenalkan keberadaan komunitas tersebut. Pendengar umumnya sudah berumur, tidak cocok untuk diajak berpikir berat-berat. Ketika bicara tentang keris, pendengar lebih suka terkait dengan empu siapa yang membuat keris, dibanding bicara dari sisi ilmiah pembuatan keris. "Lebih pas yang ringan tapi bermanfaat," pungkasnya. (War)