Sepanjang 2021 BPBD DIY Terima 893 Laporan Kebencanaan, Ini yang Dominan

Photo Author
- Kamis, 30 Desember 2021 | 20:45 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

YOGYA, KRJOGJA.com - Pusdalops BPBD DIY mengeluarkan laporan selama 2021 tercatat sebanyak 1.015 masuk dengan kategori 824 kejadian, 69 bencana dan 122 kejadian lain-lain sehingga akumulasi kejadian dan kebencanaan sebanyak 893. Dari data tersebut, mayoritas kebencanaan terdiri dari kejadian tanah longsor dan gempa bumi.

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan kejadian kebencanaan di wilayah DIY didominasi oleh kejadian tanah longsor sebanyak 338 titik selanjutnya gempa bumi sebanyak 217 kali (203 tidak terasa dan 14 terasa). Terdata pula kejadian angin kencang 148 kali, 155 kebakaran permukiman dan bangunan, 18 kali kebakaran lahan, 11 kali banjir, 3 kali banjir lahar hujan, 2 kali letusan gunung api dan 1 kejadian pandemi yang telah berlangsung sejak 2020,” ungkapnya pada wartawan, Kamis (30/12/2021).

Dari seluruh kejadian kebencanaan tersebut menurut Biwara, sebanyak 69 dikategorikan sebagai bencana meliputi 18 kali angin kencang, 2 kali letusan gunung api, 2 kali kebakaran, 46 titik tanah longsor, dan 1 kali pandemi. Sebaran kejadian kebencanaan berdasarkan wilayah kejadian atau wilayah terdampak adalah Kabupaten Kulonprogo sebanyak 452 kali kejadian atau sebesar 25 persen.

“Kabupaten Kulonprogo menjadi wilayah paling terdampak selama 2021. Selanjutnya Kabuaten Bantul sebanyak 438 kali kejadian atau 24 persen dari seluruh wilayah terdampak kejadian di DIY. Kabupaten Gunungkidul sebanyak 325 kejadian atau 18 persen. Kabupaten Sleman sebanyak 299 kali kejadian atau 17 persen dan wilayah Kota Yogyakarta terdampak 283 kali kejadian atau 16 persen. Jika dilihat data perwilayah, angka menjadi lebih tinggi dikarenakan banyaknya kejadian lintas wilayah seperti gempa bumi, angin kencang dan banjir,” sambungnya.

Dari seluruh kejadian kebencanaan yang terjadi kecuali pandemi Covid-19 di DIY sedikitnya ada 1.950 jiwa terdampak serta korban jiwa meninggal dunia sebanyak 9 jiwa, 33 jiwa luka dan 118 harus mengungsi. Jiwa terdampak untuk pandemi belum dapat disimpulkan mengingat hampir seluruh jiwa di DIY terdampak serta kondisi masih berlangsung hingga saat ini.

“Sedangkan untuk  fisik sedikitnya 688 rumah rusak, 187 bangunan tergenang, 995 pohon tumbang, 113 tempat usaha rusak, 22 fasilitas pendidikan rusak, 16 rumah ibadah rusak, 111 titik talud rusak, 52 kendaraan rusak, 6 hektare lahan tergenang dan 8 hektare lahan rusak terbakar serta beberapa kerusakan lainnya seperti jaringan listrik, jaringan air, jembatan hingga kandang ternak. Berdasar catatan laporan, dampak kerusakan mencapai Rp. 17.855.240.000,-. Perhitungan ini didasarkan pada hasil asesmen TRC dan BPBD Kab/Kota dan bukan merupakan nominal kerugian,” ungkapnya lagi.

BPBD menegaskan bawasanya data yang disampaikan bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti namun sebagai bahan belajar bahwa DIY memiliki banyak ancaman bencana. “Terlebih saat ini kita masih pada musim penghujan hingga beberapa bulan kedepan. Angka kejadian ini masih sangat memungkinkan bertambah. Pemerintah dan masyarakat harus selalu bersinergi untuk mengenali ancaman, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas untuk dapat mengurangi risiko bencana,” pungkas Biwara. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X