YOGYA, KRJOGJA.com - Desa wisata terbukti mampu membangkitkan perekonomian desa dan layak disebut sebagai primadona pariwisata nusantara bahkan berkelas dunia saat ini. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Desa Wisata Nglanggeran yang telah meraih predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO) PBB baru-baru ini.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Rahardjo menyatakan desa wisata masih menjadi primadona karena budaya dapat dilestarikan, ekonomi akan tumbuh. Hal ini menjadi salah satu cara dalam rangka pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu, pihaknya serius untuk melakukan pembinaan desa wisata di DIY.
" Desa wisata sesuai dengan visi kami yang ingin menjadikan destinasi pariwisata terkemuka berbasis budaya di Asia Tenggara yang tentunya berdaya saing dan berkelanjutan. Dengan demikian, kami fokus terus memberikan dukungan terhadap pengembangan desa wisata di DIY yang tentunya berkolaborasi dengan berbagai pihak maupun stakeholder lainnya," tuturnya di Yogyakarta, Minggu (12/12/2021).
Singgih mengaku pemerintah senantiasa berupaya memberikan layanan terbaik guna mendukung keberadaan desa wisata, baik sarana dan prasarana, sumber daya manusia (SDM) yang baik siap menerima wisatawan dari sisi protokol kesehatan, hospitality dan pemandu wisata. Selain itu, dukungan pemerintah salah satunya dengan memberikan pembinaan-pembinaan, pelatihan dan pendampingan action riset.
" Ketika DIY menjadi barometer pembangunan desa wisata, kita bisa optimal lagi membangun community based tourism (CBT). DNA kita di Yogya itu adalah budaya, kemudian aktivitas masyarakatnya. Jangan sampai konsep pengembangan desa wisata itu salah memindahkan pariwisata yang di kota ke desa. Itu bisa jadi bumerang karena akan kehilangan jati diri desa," tandas Sekretaris Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Sugeng Handoko.
Sugeng menyampaikan desa wisata Nglanggeran menawarkan wisata minat khusus sekaligus wisata budaya dimana wisatawan tidak hanya datang, melihat dan pulang tetapi ada interaksi antara wisatawan dengan warga setempat. Wisatawan bisa belajar terkait pertanian, perkebunan dan peternakan. Pengembangan desa wisata Nglanggeran harus ada interaksi aktif antara wisatawan dengan masyarakatnya.
Selain itu, dilengkapi fasilitas akomodasi menginap berupa homestay yang memungkinkan adanya pertukaran budaya, informasi dan interaksi dengan wisatawan.
" Kami berharap ada kolaborasi masyarakat, pemerintah, stakeholder yang ingin mengembangkan desa wisata harus satu mimpi dengan potensi yang dimiliki, melakukan inovasi dan menjadikan jati diri desa itu menjadi daya tarik pariwisata tidak hanya di tanah air tetapi kelas dunia," imbuhnya.
Senada, pengelola Desa Wisata Dewi Sambi Tebing Breksi Kholiq Widiyanto mengatakan pihaknya telah memiliki master plan pengembanan keseluruhan area supaya kegiatan pariwisata bisa berkelanjutan yang diharapkan bisa diperkuat adanya Perdes dengan persetujuan dari Pemkab dan Pemda.
Pengembangan dan terobosan inilah yang diharapkan bisa menjadikan Desa Wisata Dewi Sambi Tebing Breksi sebagai destinasi wisata berkualitas atau premium yang menjadi daya tarik wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman).
" Kita ingin Desa Wisata Dewi Sambi Tebing Breksi menjadi tempat wisata berkualitas yang betul-betul menganut CBT dan terintegrasi dalam suatu kawasan dengan mengusung konsep konservasi, perawatan, edukasi sampai pemberdayaan masyarakat. Termasuk yang tidak kalah pentingnya mewujudkan ekosistem digital sebab digitalisasi adalah sudah suatu kewajiban jika ingin maju. Kita akan terus mengembangkan digitalisasi dari hulu ke hilir mulai dari sistem digital manajemen, sistem pembukuan, sistem pemasaran, sistem pembayaran, sistem informasi dan lain-lain," pungkas Kholiq. (Ira)