Harga Minyak Goreng dan Cabai Mahal, Dampak Kenaikan CPO Hingga Permintaan Besar

Photo Author
- Senin, 6 Desember 2021 | 20:30 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Harga minyak goreng baik curah maupun kemasan, komoditi cabai dan bawang merah di DIY terus mengalami kenaikan pada awal Desember 2021 atau mendekati Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Fluktuasi harga bahan pokok pangan di DIY ini dipicu terjadinya peningkatan permintaan, mahalnya harga minyak mentah dunia dan pengaruh cuaca. Sedangkan untuk ketersedian bahan pokok pangan cukup dan aman ini dari hasil pantauan baik di supermarket, pasar maupun distributor untuk ketersedian dalam menghadapi Nataru.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yanto Apriyanto menyatakan untuk minyak goreng kemasan maupun curah harga terus mengalami kenaikan seiring harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) global naik. Sehingga produk minyak goreng dalam negeri terus mengalami kebaikan seiring kenaikan harga cpo dunia.

"Perihal kebijakan minyak kemasan yang mulai diterapkan tahun depan sebenarnya tidak ada masalah karena harga minyak curah dan kemasan harga hampir sama dengan selisih tidak begitu jauh. Jad kebaikan harga minyak goreng ini memang disebabkan faktor harga CPO yang terus mengalami kenaikan karena produk panenan kelapa sawit tidak optimal saat ini," tuturnya kepada KRJOGJA.com, Senin (6/12/2021).

Yanto mengatakan harga minyak goreng kemasan plastik ataupun minyak goreng curah di DIY sama-sama mengalami kenaikan di kisaran 1 persen. Harga minyak goreng kemasan naik dari Rp 18.300 menjadi Rp 18.500/liter dan harga minyak goreng tanpa merek atau sawit pun dari Rp 18.100/Kg menjadi Rp 18.250/liter saat ini.

"Jadi mahalnya harga minyak goreng baik kemasan dan curah saat dipasaran dipicu kenaikan harga minyak sawit mentah dunia bukan rencana pemberlakukan kebijakan minyak goreng kemasan. Disparitas harga minyak goreng maupun curah pun sangat rendah," tandasnya.

Sementara itu, Yanto menuturkan kenaikan harga komoditas hortikultura terutama cabai dan bawang merah karena banyaknya permintaan pasar seiring banyaknya hajatan dan pengaruh cuaca terhadap produktivitas. Harga komoditas bawang merah naik dari Rp 16.700 menjadi Rp 19.900/Kg yang masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 24.000/Kg saat ini.

"Kenaikan harga signifikan dialami komoditas cabai sampai 27 persen antara lain cabai rawit merah dari Rp 40.300 menjadi Rp 50.300/Kg dan cabai merah hijau dari Rp 50 ribu menjadi Rp 53.300/Kg. Disusul kenaikan harga cabai merah besar dari Rp 41.300 menjadi Rp 50 dan cabai merah keriting dari Rp 32.700 menjadi Rp 33.300/Kg," jelasnya.

Kabid perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY ini menyebut fluktuasi pun terjadi pada komoditas telur ayam ras yang mengalami fluktuasi harga dibawah harga acuan sebesar Rp 24.000/Kg. Harga telur ayam ras turun dari Rp 22.000 menjadi Rp 21.700/Kg padahal permintaan pasar mulai meningkat sebab banyak kegiatan kemasyarakatan seperti hajatan, restoran, warung makan dan sebagainya.

"Harga bawang putih pun mengalami penurunan khususnya jenis kating dari Rp 25.700 menjadi Rp 25.300/Kg. Sementara itu, secara umum harga bapok pangan di DIY lainnya relatif stabil seperti beras, tepung terigu, gula pasir, daging sapi dan daging ayam," tandasnya. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X