Serangan Siber Makin Masif di DIY, Harus Imbangi dengan Perlindungan dan Pengamanan Data

Photo Author
- Minggu, 31 Oktober 2021 | 11:17 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Serangan siber di DIY berlangsung sangat masif mencapai rata-rata sekitar 300.000 serangan siber per bulan atau 10.000 serangan siber per hari yang tercatat di sistem pengamanan siber Pemda DIY. Serangan siber yang massif ini harus segera direspon dengan cepat mulai dari monitoring, penanganan hingga pemulihannya oleh Tim Penanggulangan dan Pemulihan Insiden Siber yang bernama JogjaProv Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau JogjaProv CSIRT.

Tim JogjaProv CSIRT ini harus berkolaborasi dan bergotong royong dengan berbagai pihak terkait bersama-sama menghadapi gangguan atau insiden di ruang siber. Sebab banyak serangan siber yang berpotensi menimbulkan kerugian yang besar. Kehadiran JogjaProv CSIRT ini semakin meningkat pengamanan data Pemda DIY dengan mengamankan perangkat dan menggunakan aplikasi atau software.

Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai macam pengamanan Data Center Pemda DIY dan memiliki tim JogjaProv CSIRT yang bertugas merespon setiap serangan siber terhadap Data Center. Dalam hal ini, Diskominfo DIY bekerjasama dengan berbagai macam stakeholder untuk mengamankan data yang ada di Data Center Pemda DIY tersebut. Selain itu, pihaknya mempunyai berbagai macam sistem yang dikembangkan supaya sistem keamanan terjamin terutama data-data yang ada di Data Center Pemda DIY.

" Apapun yang dilakukan Pemerintah atau Pemda DIY tidak akan berhasil jika masyarakat sendiri tidak peduli terhadap keamanan data-data pribadinya. Sehingga NIK, KK dan sebagainya harus hati-hati dalam menyimpannya karena bisa digunakan pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang bisa merugikan masyarakat sendiri. Jadi masyarakat harus hati-hati ketika melakukan komunikasi, transaksi dengan pihak ketiga dan sebagainya sehingga PIN maupun informasi yang dimiliki masyarakat harus disimpan sendiri supaya tetap aman," tuturnya, Minggu (31/10/2021).

Rony menegaskan Pemda DIY sendiri masih bisa menangkal serangan-serangan siber dengan sistem pengamanan yang telah dibangun sejauh ini. Serangan siber kepada Pemda DIY tersebut bermacam-macam baik berupa serangan virus, serangan hacker, serangan penyusupan, serangan web defacement (perusakan website) hingga serangan malware yang paling banyak.

Untuk itu, pihaknya terus berupaya melakukan antisipasi supaya serangan siber tersebut tidak merugikan masyarakat. Tim JogjaProv CSIRT pun diharapkan bisa bekerja dengan banyak pihak baik penegak hukum maupun masyarakat penggiat keamanan siber agar bisa menanggulangi serangan siber bersama-sama.

" Jadi kalau kita menerima email, SMS atau WhatsApp yang mencurigakan yang sumbernya tidak jelas yang disitu ada link-nya jangan serta merta dibuka karena itu adalah serangan malware yang akan menyerang ke sistem di handphone atau komputer. Kalau soal perangkat dan sebagainya kita bisa, tetapi kalau manusianya harus kita tingkatkan kemampuannya untuk ketahanan siber. Tolok ukur keberhasilannya bukan seberapa banyak jumlah serangan sibernya tetapi yang penting bisa mengatasi atau tidak serangan tersebut sebab kita tidak tahu dari mana, negara mana dan kita tidak bisa mengendalikan mereka untuk tidak menyerang," ungkapnya.

Selain itu, Rony meminta masyarakat agar berhati-hati ketika melakukan kegiatan berinternet dengan tidak sembarangan mengklik sesuatu yang tidak dikenal atau menjawab pesan dari nomor yang tidak dikenal dan sebagainya. Dalam hal ini, Diskominfo DIY tengah mencoba meningkatkan kepedulian masyarakat dengan melakukan sosialisasi literasi terhadap sistem keamanan data dan informasi serta Data Center kepada masyarakat seperti program internet aman, internet sehat serta.

" Sebelumnya sosialisasi banyak digelar secara daring karena pandemi Covid-19, kini kita akan mengadakan kegiatan sosialisasi literasi sistem keamanan data dan informasi di era disrupsi ini secara luring supaya masyarakat bisa lebih memahami tentang sistem keamanan siber dan tidak menjadi korban nantinya," pungkasnya. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X