YOGYA, KRJOGJA.com - Ruswadi resmi terpilih sebagai Ketua Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPSI) Yogyakarta 2021-2026, setelah mendapat suara terbanyak dalam Konferensi Daerah (Konferda) KSPSI, Minggu (26/9/2021). Beberapa pekerjaan rumah penting siap dikerjakan para buruh DIY seperti persoalan upah hingga kebijakan di masa pandemi Covid-19.
Sebelumnya, muncul dua kandidat ketua yakni Ruswadi dan Waljid Budi Lestarianto. Namun, terpilih Ruswadi yang unggul suara dalam pemungutan suara di agenda Konferda Hotel Abadi Jalan Pasar Kembang tersebut.
Ruswadi mengatakan agenda pemilihan memang bukan menjadi yang utama dalam Konferda, namun lebih mendesak rekomendasi-rekomendasi ditelurkan dalam pertemuan itu. Menurut dia, ada beberapa isu yang harus dituntaskan di antaranya pengupahan serta kebijakan selama masa pandemi yang dinilai merugikan buruh.
“Kedepan kami harapkan momen paling penting untuk diatasi yakni bagaimana pemberlakuan PP 36 tentang pengupahan sesuai aturan yang seharusnya. Kemudian perusahaan yang mengurangi jam kerja buruh dan berimbas pada pendapatan buruh. Ini yang kami kawal, kebijakan bisa dilaksanakan dengan baik sehingga buruh bisa keluar dari himpitan ekonomi terutama di masa pandemi,†ungkap Ruswadi usai terpilih sebagai ketua.
Kebijakan pemerintah di masa pandemi juga menjadi perhatian bagi KSPSI Yogyakarta, di mana adanya PPKM berlevel untuk menurunkan kasus dirasa tak berpihak pada buruh. “Kami akan kawal, dengan tujuan agar 4 Oktober menjadi akhir PPKM. Kalau diteruskan ya buruh akan selesai,†tandas dia.
Sementara, Waljid Budi Lestarianto, pengurus KSPSI Yogyakarta 2017-2021 menambahkan saat ini anggotanya mengalami penurunan sangat jauh dibandingkan periode lima tahun ke belakang. Sebelum pandemi, tercatat anggota KSPSI Yogyakarta berjumlah 95 ribu namun saat ini menyusut hingga tersisa 27.150 anggota.
“Berkurangnya hampir 70 persen ini, banyak buruh yang kemudian tak lagi bekerja akibat pandemi maka sangat terasa. Ini mengapa kami sampaikan, kalau masih ada PPKM kedepan, ya habis kami,†tambahnya.
Waljid juga menyampaikan, kondisi saat ini juga mengancam buruh di berbagai sektor di antaranya pekerja manufaktur, tekstil juga pekerja rokok. Belum lagi, banjir produk asing yang membuat produksi asli Yogyakarta menjadi persoalan tersendiri.
“Terdekat, kawan-kawan pengurus baru ini punya tugas mengawal pengupahan DIY tahun 2022. Jangan sampai jadi kabar buruk namun harapannya bisa menyejukkan di tengah pandemi yang menyesakkan ini,†pungkasnya.
Pembina KSPSI Yogyakarta, GBPH Prabukusumo, yang hadir dalam Konferda turut menyampaikan harapan agar para pengurus baru mampu menjadi penyeimbang antara perusahaan dan buruh. Hal tersebut menurut Prabu menjadi penting untuk memastikan kelanjutan perusahaan tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.
“Kami berharap kepengurusan terpilih ini bisa konsentrasi penuh, punya inovasi, cerdas serta memahami perusahaan. Tidak boleh bela manajemen atau buruh saja, harus seimbang meski hal tersebut tak mudah,†tandas Prabu. (Fxh)