SLEMAN, KRJOGJA.com - Warga masyarakat DIY terutama yang banyak tinggal di Kota dan Sleman, enam bulan terakhir disuguhi pilihan sarapan pagi dengan menu baru namun bercita rasa lama. Bagaimana tidak, di masa pandemi ini, bermunculan banyak sekali sate ayam Subuh di titik-titik strategis yang dekat dengan hunian maupun pusat keramaian pagi lainnya.
Fenomena sate ayam Subuh ini memang muncul sekitar 6-8 bulan lalu, saat pandemi mulai mengusik ekonomi kerakyatan, terutama para penjual sate yang mayoritas berasal dari Pulau Madura. Hengkangnya mahasiswa dan pelajar rantau dari Yogyakarta karena pembelajaran daring mempengaruhi signifikan pendapatan para penjaja sate ayam Pulau Garam itu.
Salah satu pedagang yang ditemui KRjogja.com, Siti Fatimah (44) mengungkap penjualan sate ayam yang biasanya ada sore hingga malam hari mengalami penurunan yang sangat besar. Ia yang berjualan di kawasan Pogung, lokasi strategis untuk mahasiswa mulai merasakan kehilangan pemasukan dari berjualan malam.
“Dulu sebelum pandemi, saya mulai jam 16.00 sampai 21.00 itu kalau hanya Rp 1,5 juta saja dapat pasti tapi sekarag ini setelah pandemi mau dapat Rp 300 ribu saja susahnya minta ampun. Ini mengapa kemudian mencoba jualan pagi. Tapi tetap yang dijual fresh ini,†ungkapnya ketika berbincang, Jumat (18/6/2021) pagi.
Siti mengakui, sempat berbincang dengan para pedagang lain asal Sampang Madura sebelum memutuskan membuka sate ayam pagi hari. Tak heran bila kemudian di Yogyakarta, seolah masif terjadi banyak penjual sate ayam Subuh yang bermunculan dan bertahan selama 6-8 bulan ini.
“Sekarang setahu saya memang tidak ada paguyubannya, tapi memang pasti ada komunikasi dengan teman-teman pedagang yang lain terutama yang dari Sampang Madura ya. Semua mungkin merasakan kalau jualan sore sampai malam susah menutup sekarang,†sambung penjual yang kini membuka gerai pagi di simpang empat Nglempongsari ini.
Siti menghitung, paling tidak di kawasan seputaran Condongcatur hingga Pogung dan Palagan bawah sendiri ada 20 titik sate ayam pagi, itupun hanya penjual yang ia kenal. Dari pantauan KRjogja.com, paling tidak ada puluhan lapak pagi yang buka seperti di area pemukiman hingga kawasan dekat pasar yang jadi pusat keramaian di pagi hari.
“Malam tetap saya jualan, nanti pagi jam 03.00 siap-siap untuk jualan pagi. Jam 04.30 sudah sampai di tempat jualan dan jam 05.30 siap jualan karena biasanya pembeli sudah nunggu jam segitu. Alhamdulillahnya bisa lumayan, sampai jam 09.00 begitu sudah hampir habis biasanya,†terang penjual yang kini sudah menetap di Yogyakarta ini.
Nah, kini ternyata pilihan sarapan pagi semakin banyak di Yogya. Bagaimana dengan prakanca KRjogja.com semua, apakah masuk dalam kategori, sarapan pagi dengan menu sate ayam lontong atau nasi? (Fxh)