YOGYA, KRJOGJA.com - Rating Siaran Televisi berdasar data kuantitatif dari survei AC Nielsen hendaknya diimbagi dengan rekomendasi hasil riset dari informan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk kualitas program siaran tersebut.
"Harapannya program TV dengan rating tinggi juga mempunyai kualitas yang memberi manfaat bagi pemirsa," tutur Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano FP kepada wartawan di sela Focus Group Discussion (FGD) Informan Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV Tahun 2021, Kamis (27/5/2021)Â di Hotel Harper Mangkubumi Yogya.
Didampingi Pengendali Lapangan Daerah Drs H Bono Setyo Msi, Hardly selaku Pengendali Lapangan Pusat menyebutkan belasan stasiun TV, program siarannya diteliti terdiri dari 8 kategori yaitu Berita, Talkshow, Sinetron, Variety Show, Religi, Wisata Budaya, Infotainment, Program Anak.
"Hasil penelitian bisa menjadi fungsi pemberdayaan agar program acara televisi semakin baik dan berkualitas," tegasnya.
Bono menambahkan Riset sejak 2015 dan memasuki tahun ketujuh ini didasarkan kebutuhan KPI Pusat untuk melihat secara berkelanjutan kualitas program siaran di Indonesia.
"Di Yogya riset dengan menggandeng Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga," ujarnya.
FGD dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sunan Kalijaga Prof Dr Iswandi Syahputra SAg MSi mewakili Rektor Prof Dr Phil Al Makin SAg MA selaku Koordinator Area. Dihadiri Tim Monitoring, Informan, Tenaga Ahli, staf dengan disiplin prokes.
"Selama ini KPI hanya punya peluit, harus berwibawa dengan dilengkapi pentungan, revitalisasi UU Penyiaran penting dilakukan," tegas Iswandi.
Selanjutnya dalam penutupan FGD sore harinya, Bono menjelaskan hasil riset tahun ini bukan hanya untuk keperluan KPI atau lembaga penyiaran.
"Tapi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dunia akademis. Riset akan ditindaklanjuti dengan kegiatan diseminasi agar hasil riset tersosialisasi secara luas di masyarakat," ujarnya. (Vin)