Pemda DIY Genjot Program Padat Karya Produktif dan Berkelanjutan

Photo Author
- Kamis, 18 Maret 2021 | 23:10 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

YOGYA, KRJOGJA.com - Pemda DIY terus berupaya menekan angka kemiskinan yang masih tinggi dengan menggulirkan program padat karya dan berbagai upaya lainnya di masa pandemi Covid-19. Program padat karya yang digulirkan pemerintah tersebut harus variatif dan produktif agar mendapatkan hasil yang efektif serta berkelanjutan dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di DIY tersebut.

Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan angka kemiskinan di DIY itu tinggi, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 justru semakin tinggi lagi. Kehadiran program padat karya yang telah dilaksanakan pemerintah sudah sesuai dan layak dilanjutkan. Tetapi, skema program padat karya harus variatif agar keluaran yang dihasilkan lebih efektif dan berkelanjutan dalam upaya menekan tingginya angka kemiskinan di DIY.

"Program padat karyanya jangan hanya mengeraskan dan membangun jalan aspal saja. Memang para pekerja akan mendapatkan upah pada hari tertentu, tetapi bukan seperti itu. Program padat karya yang dimaksud berupa membangun sesuatu yang produktif dan berkelanjutan sehingga masyarakat akan mendapatkan penghasilan bukan dari bantuan tetapi pendapatan dari proyek-proyek padat karya tersebut," ujar Aji di Yogyakarta, Kamis (18/3/2021).

Baskara Aji mencontohkan program padat karya yang produktif dan berkelanjutan pada pengembangan wisata berkelanjutan di DIY berbasis komunitas atau yang dikenal dengan Community Based Tourism (CBT). Program pengembangan pariwisata di DIY menggunakan konsep CBT alias pariwisata berbasis masyarakat yang diterapkan di Desa Wisata Mangunan yang dapat menyumbangkan Rp 2,5 miliar sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahunnya.

"Adanya pengembangan destinasi wisata dengan konsep CBT ini merupakan contoh nyata penerapan program padat karya. Berkat keberhasilan CBT ini, jadi di sana sudah tidak ada lagi orang miskin karena semuanya diberdayakan untuk produktif sesuai dan berkelanjutan," tandasnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY ini menuturkan pertumbuhan ekonomi di DIY mengandalkan daya ungkit terutama pada proyek-proyek besar, tetapi persoalanya proyek-proyek besar ini belum tentu sampai kepada lapisan masyarakat terbawah. Untuk sampai menyentuh lapisan bawah, maka sesuai arahan Gubernur DIY agar proyek-proyek Pemda DIY lebih banyak dilaksanakan dengan program padat karya.

"Kita sudah sulit mengandalkan belanja swasta sekarang sehingga yang bisa diandalkan adalah belanja pemerintah. Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di DIY yang mempunyai aktivitas besar diminta segera melakukan belanja pemerintah yang ada kaitanya dengan padat karya, bantuan sosial dan lainnya agar bisa mengungkit masyarakat lapisan bawah bisa tumbuh ekonominya," paparnya.

Baskara Aji mencontohkan program padat karya ini antara lain perbaikan jalan desa dengan memulai pengaspalan tidak menggunakan alat berat tetapi padat karya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Raharjo menegaskan industri pariwisata menjadi perhatian dan leading sector bagi pertumbuhan ekonomi di DIY, salah satunya membantu menurunkan angka kemiskinan. Pengembangan sektor pariwisata tidak mungkin dibebankan pada Dispar semata, tetapi justru harus bersinergi dan berkolaborasi dengan semua komponen untuk memajukan pariwisata DIY, termasuk melibatkan masyarakat setempat.

"Pariwisata inilah yang telah menyumbang PAD yang tidak sedikit bagi masing-masing kabupaten/kota di DIY sehingga menunjukkan pariwisata menjadi industri yang diunggulkan guna menjadi penggerak perekonomian DIY," imbuhnya. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X