YOGYA, KRJOGJA.com - Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan HB X dinilai sebagai sosok pemimpin yang bijak, budiman dan visioner. Hal tersebut disampaikan sejumlah tokoh masyarakat Yogyakarta dalam acara Sarasehan Mangyubagya 32 Tahun Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X di Pendapa Agung Ambarrukmo Yogyakarta, Minggu (7/3) malam.
Seperti diketahui, Selasa Wage, 7 Maret 1989, KGPH Mangkubumi dinobatkan sebagai Raja ke-10 Kraton Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pada Minggu, 7 Maret 2021 ini genap 32 tahun (Masehi).
Sarasehan menghadirkan tiga narasumber, yaitu Anggota Parampara Praja DIY sekaligus Rektor Universitas Widya Mataram Prof Dr H Edy Suandi Hamid MEc, Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY Robby Kusumaharta, Koordinator Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra dipandu moderator Wakil Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat Ronny Sugiantoro.
Acara sarasehan dipersembahkan oleh Paniradya Kaistimewan DIY bersama Sekber Keisimewaan DIY. Hadir dalam acara tersebut Putri Sulung Sultan HB X, GKR Mangkubumi, Rektor UGM Prof Panut Mulyono, Direktur Utama Bank BPD DIY Santoso Rohmad, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo dan Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho.
Menurut Robby Kusumaharta yang menyoroti di bidang ekonomi dan bisnis kepemimpinan Sultan HB X yang bijak, budiman dan visioner selama ini mampu menghadirkan iklim bisnis yang kondusif bagi bisnis dan investasi. Sehingga berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Meskipun DIY tidak memiliki banyak sumber daya alam, tapi dengan program-program percepatan ekonomi yang dikeluarkan oleh Sultan HB X selaku Gubernur DIY, kesejahteraan masyarakat DIY terus meningkat," katanya.
Sedangkan Prof Edy Suandi Hamid yang menyampaikan testimoni dari sudut pandang pendidikan mengatakan, selain menyampaikan kritik yang membangun, Sultan HB X juga memberikan solusinya. Salah satu hal yang menjadi keprihatinan Sultan di dunia pendidikan adalah kurangnya porsi pendidikan karakter (softskills) dalam pembelajaran. "Ngarsa Dalem mendorong kurikulum yang berbasis kearifan lokal dimasukkan dalam pembelajaran karena itu akan mencetak generasi-generasi muda yang unggul sekaligus memiliki karakter yang baik dan berintegritas," ujarnya.
Sementara Widihasto Wasana Putra mengatakan, peran Ngarsa Dalem sangat tampak terutama era reformasi dan proses keistimewaan DIY, di mana Gubernur DIY tidak dipilih tapi ditetapkan. "Sosok Sultan HB X memang sosok pemimpin yang berintegritas dan sangat layak menjadi role model kepemimpinan (leaedership) yang bagus," katanya. (Dev)