Tak Mau Divaksin, Harus Rutin Swab Antigen Mandiri

Photo Author
- Selasa, 23 Februari 2021 | 10:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Tidak kurang dari 20.000 pelaku akan menjadi prioritas program vaksinasi Covid-19 tahap pertama gelombang kedua. Mereka merupakan pelaku usaha mulai dari toko, pedagang berikut karyawannya di kawasan Tugu hingga Kraton.

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogya Heroe Poerwadi, pihaknya masih menyiapkan rencana vaksinasi massal yang rencananya akan digelar pada 1 Maret 2021.

"Itu masih tahap pertama namun gelombang kedua. Rencananya yang massal itu diprioritaskan pelaku dari Tugu sampai Kraton," tandasnya usai rapat koordinasi vaksinasi di Balaikota, Senin (22/2/2021).

Mereka yang masuk prioritas ialah pemilik toko dan karyawan, pedagang kaki lima (PKL) Malioboro, pedagang Pasar Beringharjo serta para pelaku usaha di sepanjang Tugu hingga Kraton. Mereka tergolong kelompok rentan karena berada di jalur strategis dan sering bersinggungan dengan warga dari luar daerah.

Proses pendataan terhadap para pelaku di sana pun sudah hampir dirampungkan. Khusus untuk Pasar Beringharjo terdata 8.141 pedagang, PKL Malioboro 2.600 orang serta pemilik toko berikut karyawan maupun petugas Jogoboro mencapai sekitar 9.300 orang.

"Mereka sudah masuk dalam register dan tinggal datang di tempat yang ditentukan saat vaksinasi massal. Tetapi nanti ada sebagian juga yang harus di fasilitas layanan kesehatan," urainya.

Heroe mengaku, semua pelaku usaha termasuk pedagang sudah memahami dengan baik program vaksinasi Covid-19. Bagi pelaku yang tetap menolak, maka pihaknya pun belum akan menerapkan sanksi pidana. Hanya, mereka yang menolak divaksin namun tetap akan berjualan maka wajib menunjukkan hasil negatif hasil rapid tes antigen. Surat itu pun hanya berlaku tiga hari, sehingga setiap tiga hari sekali yang bersangkutan wajib menjalani swab antigen secara mandiri.

Terkait capain vaksinasi saat ini, tahap pertama gelombang pertama dengan sasaran tenaga medis sudah mencapai 94,96 persen untuk penyuntikan pertama. Sedangkan penyuntikan kedua mencapai 69,9 persen. Dengan begitu optimis akhir bulan ini diselesaikan. Sementara untuk tahap pertama gelombang kedua dengan sasaran pelayan publik, pedagang, ASN, guru, dosen, TNI, Polri dan lainnya, saat ini terdapat sekitar 37.000 orang.

"Tahap pertama gelombang kedua ini yang nanti akan disimbolisasi melalui vaksinasi massal di tiga titik mulai Maret. Sedangkan tahap kedua ialah untuk masyarakat umum akan dimulai April. Semua akan memperoleh vaksin," urainya.

Kebijakan swab antigen secara mandiri bagi pedagang yang menolak divaksin, mendapat dukungan dari kalangan PKL. Ketua Paguyuban PKL Malioboro Ahmad Yani (Pemalni) Slamet Santoso, mengaku sempat ada beberapa anggotanya yang tidak berkenan didata untuk kepentingan vaksinasi. Tetapi setelah diberikan pengertian oleh pengurus paguyuban, akhirnya bersedia.

"Sekarang ini hampir 100 persen data kami sudah masuk untuk vaksinasi. Kami sepakat jika bagi yang menolak divaksin untuk rutin swab antigen secara mandiri. Ini kan untuk kepentingan kita semua," tandasnya.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X