Meski Volume Naik, Jumlah Bank Sampah Belum Akan Ditambah

Photo Author
- Jumat, 19 Februari 2021 | 08:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

YOGYA, KRJOGJA.com - Sepanjang tahun ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya belum akan menambah jumlah bank sampah yang ada di wilayah. Justru, yang menjadi fokus pembinaan ialah meningkatkan tingkat partisipasi nasabah di tiap bank sampah yang sudah ada.

Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Yogya Haryoko, jumlah bank sampah saat ini mencapai 481 unit. "Jika dilihat sebarannya memang belum merata di tiap RW yang ada di Kota Yogya. Tetapi harapannya nasabah bisa merata di tiap RW," jelasnya, Kamis (18/2/2021).

Dari total bank sampah yang sudah terbentuk, sejauh ini baru 80 persen yang kondisinya sehat dan aktif. Sedangkan sisanya 20 persen perlu ada dorongan lantaran terkesan mati suri. Hal ini karena aktivitas penimbangan yang menjadi corak bank sampah hanya bergulir satu kali dalam sebulan. Padahal idealnya tiap minggu sekali ada aktivitas.

Oleh karena itu jika seluruh bank sampah sudah dalam kondisi sehat maka upaya untuk menambah jumlahnya akan dilakukan. "Sekarang ini justru kami mendorong agar nasabah bank sampah bertambah. Kurang efektif jika bank sampah bertambah namun nasabahnya stagnan. Sehingga kami antisipasi agar jangan sampai bank sampah itu mati suri," ujarnya.

Dari aspek efektivitas pengurangan sampah, keberadaan bank sampah belum memiliki peran strategis. Pasalnya, sejauh ini bank sampah di Kota Yogya baru mampu menekan sekitar dua persen dari total volume sampah di Kota Yogya sebanyak 300 ton perhari.

Meski demikian, fungsi bank sampah justru menjadi pusat edukasi masyarakat dalam merubah pola pikir pengelolaan sampah. Terutama sampah yang diproduksi dari rumah tangga supaya tidak semuanya dibuang ke TPA.

Pengurangan sampah di Kota Yogya justru banyak ditopang oleh kiprah para pemulung dengan prosentase 15 hingga 17 persen. Akan tetapi pemulung tersebut bukan seluruhnya warga kota dan mereka mencari rejeki dari pemilahan sampah. Lokasi yang digandrungi pemulung pun tidak merata di setiap titik melainkan hanya di depo-depo besar.

"Depo besar itu sekarang terpusat di pusat kota. Wilayah utara seperti di Sagan itu diminta warga untuk ditutup kini tinggal menyisakan yang di Bener. Kemudian wilayah timur sudah tidak ada. Beban penampungan sampah ada di tengah," urainya.

Di samping itu kebijakan yang paling diutamakan tahun ini ialah antisipasi sering tutupnya TPA Piyungan karena upaya normalisasi. Sehingga penanganan sampah harus secepat dan seaman mungkin.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X