YOGYA, KRJOGJA.com - Pariwisata Kota Yogyakarta diharapkan tetap menjadi lokomotif bagi berjalannya roda ekonomi, termasuk bagian titik ungkit atau lokomotif penggerak pemulihan ekonomi paska pandemi. Jika ada masalah soal kepariwisataan diharapkan bisa selesai dan ada saling pengertian guna mendapatkan solusi.
"Apapun masalah yang terjadi di Malioboro mari cari solusi sama-sama, termasuk soal pengakuan adanya perilaku tidak menyenangkan yang di unggah di medsos oleh netizen berkait sikap Jogoboro, sebaiknya memang ada mediasi, " kata Susanto Dwi Antoro, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, dari Fraksi PDI Perjuangan, Senin (8/2/2021).
Susanto Dwi Antoro, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta menegaskan hal tersebut merespon kasus unggahan netizen atas kicauan @RellaLemabayung dan di amplifikasi oleh akun IG @Jogja24jam yang menjadi viral dan jadi perhatian bersama.
Mediasi diperlukan agar informasi ke publik lebih terbuka terutama untuk memberikan solusi atas masalah yang ada. Mediasi penting dilakukan oleh UPT Malioboro mewakili petugas Jogoboro dan netizen yang mengunggah.
"Dinas Kebudayaan sebagai OPD pengampu UPT Cagar Budaya bersama Dinas Pariwisata mewakili stake holder penting lakukan respon. Sebab tiap masalah di Malioboro berdampak pada citra pariwisata Yogyakarta. Semua harus tahu aturan mana yang perlu ditaati dan dijalankan dan bagaimana semestinya pelayanan berkaitan kebijakan kepariwisataan di Malioboro," kata Susanto.
Seperti diketahui, unggahan netizen telah mendapatkan respon beragam dari banyak pihak. Duduk perkara masalah perlu dilihat dari dua sisi postingan @RellaLembayung belum tentu kebenarannya sesuai fakta di lapangan.
"Ada @RellaLembayung yang ke Malioboro dan lakukam giat bakti sosial pembagian nasi bungkus mewakili komunitas. Ini perlu berkoordinasi dengan UPT Malioboro. Jogoboro, ini berpotensi menimbulkan kerumunan," kata Susanto.
Jogoboro harus bertanggung jawab berkaitan kenyamanan dan keamanan di wilayah Malioboro. Posisi pengunggah yang dilihat adalah warga Yogyakarta, adalah sebagai relawan. Ini melihat data IG yang bersangkutan. Kondisi pandemi ini seharusnya telah diketahui bahwa ada pembatasan kegiatan.
"Kalau ada kritik tentang layanan Pemkot Yogyakarta bisa salurkan melalui layanan UPIK melalui Program JSS nya Pemkot. Viralnya berita tersebut disayangkan karena netizen seolah-olah membuat opini semua petugas jogoboro ataupun komunitas di Malioboro berperilaku negatif semua. Ini yang harus diklarifikasi, di mediasi," kata Susanto.
Khusus untuk Jogoboro, disoroti juga soal adanya style dan gaya berkomunikasi. Semua perlu memahami bagaimana pelayanan kepada wisatawan dan sudah ada SOP dan harus mengedepankan keramahan, kenyamaman dan etika.
"Nah, mari semua duduk bersama sikapi persoalan dengan berimbang. Agar tidak merugikan dan menjatuhkan citra Malioboro di dunia pariwisata apalagi dimasa pandemik ini. Kami mengajak seluruh warga kota Yogyakarta lebih bijak menyikapi suatu berita ataupun postingan dengan seimbang tidak mudah terpancing ataupun langsung beropini negatif," pungkas Susanto.(*)