Antisipasi Potensi Bencana Merapi, BPBD Yogya Aktifkan Posko di Ngentak

Photo Author
- Rabu, 3 Februari 2021 | 07:30 WIB
Foto: Dok
Foto: Dok

YOGYA, KRJOGJA.com - Posko pemantauan milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya yang berada di wilayah Ngentak Sleman kembali diaktifkan. Langkah ini untuk mengantisipasi potensi bencana sekunder erupsi Gunung Merapi berupa lahar hujan atau lahar dingin yang memasuki wilayah Kota Yogya.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogya Nur Hidayat, menjelaskan melalui posko tersebut maka potensi terjadinya bencana lahar dingin bisa lebih diantisipasi. "Kami menyebutnya posko satu yang berada di kilometer delapan. Apalagi sekarang luncuran material dari erupsi Merapi mengarah ke Kali Boyong yang menjadi hulu Kali Code," ujarnya, Selasa (2/2/2021).

Berkaca pada erupsi Merapi tahun 2009 dan 2010 lalu, lahar dingin dengan kapasitas besar menerjang Kali Code. Luapan air berisi pasir bahkan sampai menyapu bantaran sungai yang mengakibatkan permukiman warga terkena dampak.

Selain intensif mengamati potensi luapan banjir lahar dingin di Posko Ngentak, pemantauan melalui frekuensi radio juga dilakukan. Sehingga setiap perkembangan cuaca di kawasan Gunung Merapi dapat diinformasikan dengan cepat. "Misal dari posko itu teramati aliran air sudah naik, maka langsung diteruskan ke bawah. Berdasarkan simulasi, jika kenaikan air di posko satu itu sudah sampai 70 centimeter maka selang 30 menit kemudian Kali Code bisa meluap," tandasnya.

Oleh karena itu, kesiapsiagaan di wilayah terutama kawasan bantaran sungai juga ditingkatkan seiring tingginya intensitas hujan saat ini. Selain Kali Code, dua sungai besar di wilayah Kota Yogya pun tak luput dari pemantauan yakni Kali Gajah Wong dan Kali Winongo. Total ada 16 Early Warning System (EWS) yang aktif memberikan peringatan dini potensi luapan air kepada masyarakat.

Kendati demikian, diharapkan tidak ada bencana yang terjadi di wilayah Kota Yogya maupun wilayah lain di DIY. Akan tetapi dalam kondisi apapun ketika sudah memasuki puncak musim hujan maka Kampung Tangguh Bencana (KTB) harus sudah bersiaga menghadapi berbagai potensi bencana. "Justru yang kita bangun ialah deteksi dini di masyarakat. Mayoritas KTB sudah memiliki sistem deteksi yang baik," katanya.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X