Hanya Terus Impor, Perlu Terobosan Ciptakan Pasar Kedelai Lokal di DIY

Photo Author
- Minggu, 17 Januari 2021 | 20:50 WIB
Tenaga kerja memproses pembuatan tempe di tengah kenaikan harga kedelai. (Foto : Agus S/dok)
Tenaga kerja memproses pembuatan tempe di tengah kenaikan harga kedelai. (Foto : Agus S/dok)

YOGYA, KRJOGJA.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY siap mendukung upaya peningkatan produksi kedelai lokal di DIY dengan subsidi pupuk hingga mensosialisasikan penggunaanya sebagai bahan baku produk tempe maupun tahu yang lebih berkualitas. Selain itu, pihaknya akan meningkatkan koordinasi optimalisasi pasar kedelai lokal untuk meningkatkan serapan pasar hasil produksi.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto mengakui ketergantungan kedelai impor di DIY masih tinggi dikarenakan minimnya produksi kedelai lokal dan adanya disparitas harga yang cukup besar sebelumnya. Namun harga kedelai impor kini mengalami kenaikan seiring bertambahnya permintaan global sehingga membuat disparitas harga dengan kedelai lokal semakin tipis.

"Betul sekali, momentum kenaikan harga kedelai impor bisa dijadikan upaya untuk mengenalkan kedelai lokal kepada masyarakat maupun pengusaha tahu dan tempe. Sayangnya produksi kedelai lokal masih minim di DIY hanya sekitar 8.500 ton, sedangkan kebutuhannya untuk keperluan rumah tangga saja mencapai 38 ribu ton," ungkapnya di Yogyakarta, Minggu (17/1/2021).

Yanto mengatakan dengan keterbatasan produksi kedelai lokal inilah yang harus disikapi dengan upaya peningkatan produksi dengan pengembangan komoditi kedelai lokal. Sebab kebutuhan kedelai sebagai bahan baku utama tahu dan tempe sangatlah besar. Belum ditambah produk-produk lainnya yang juga menggunakan bahan baku dari kedelai seperti susu, kecap dan lain-lain.

"Tingginya penggunaan kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu sangat disayangkan sekali. Oleh karena itu perlu ada terobosan untuk menciptakan pasar bagi kedelai lokal, salah satunya melalui pengembangan program kemitraan antara petani sebagai produsen dengan industri sebagai pengguna guna memastikan pasar kedelai lokal," ungkap Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti.

Made menegaskan guna membangun kembali minat konsumen pada penggunaan kedelai lokal, maka pihaknya tengah mensinkronkan pengembangan produksi kedelai dengan kebutuhan pengguna di DIY. Pihaknya juga akan menjalin model kemitraan antara petani dengan industri pengguna untuk memastikan pasar kedelai lokal.

"Sayang sekali, masyarakat DIY masih banyak memilih menggunakan kedelai impor hingga saat ini. Padahal dari sisi mutu dan kualitas kedelai lokal tidak kalah dengan kedelai impor sehingga kita berharap masyarakat bisa membeli produk lokal DIY ini," pungkasnya. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X