YOGYA, KRJOGJA.com - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY pada tahun 2020 mencapai 79,97 dan berada dalam kategori 'IPM Tinggi' (70≤IPM<80). Sedangkan dimensi kesehatan dan pendidikan penduduk DIY selama 2020 mengalami peningkatan. Sementara, standar kehidupan yang layak sedikit menurun akibat penurunan daya beli selama masa pandemi Covid-19.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Heru Margono mengatakan kualitas pembangunan manusia di DIY dalam satu dekade terakhir semakin membaik yang ditandai peningkatan indikator komposit IPM. Level IPM DIY 2020 ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan kondisi 2019 yang mencapai 79,99. Penyebabnya adalah penurunan indeks pada dimensi standar hidup yang layak yang tidak mampu dikompensasi kenaikan indeks pada kedua dimensi yang lain yakni kesehatan dan pengetahuan.
"Capaian IPM DIY ini berada di peringkat kedua tertinggi setelah DKI Jakarta. Dibandingkan dengan level IPM nasional, capaian IPM DIY tercatat selalu lebih tinggi. Perkembangan ini menggambarkan kualitas pembangunan manusia yang semakin membaik," ujar Heru di Yogyakarta, Selasa (12/1/2021).
Heru menyampaikan capaian IPM DIY sangat ditentukan ketiga dimensi pembangunan manusia yang paling mendasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Ketiga dimensi yang paling esensial tersebut secara bertahap semakin meningkat kualitasnya. Hal ini terlihat dari perkembangan empat indikator yang mencirikan ketiga dimensi, yakni usia harapan hidup, harapan lama sekolah,rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan yang semakin membaik dari tahun ke tahun.
"Pencapaian pembangunan manusia pada tingkat kabupaten/kota di DIY selama tahun ini pun cukup bervariasi Capaian IPM Kota Yogyakarta mencapai 86,61 dan tercatat paling tinggi di antara kabupaten/kota di DIY, bahkan di Indonesia. Capaian IPM tertinggi berikutnya adalah Kabupaten Sleman dan Bantul masing-masing sebesar 83,84 dan 80,01," tandasnya.
Selanjutnya, Heru memaparkan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan selama 2020 mencapai Rp 14,02 juta dan turun 2,63 persen dibandingkan dengan 2019 akibat pandemi Covid-19. Usia harapan hidup (UHH) bayi yang lahir hidup pada tahun 2020 mencapai 74,99 tahun dan menjadi level UHH tertinggi di antara 34 provinsi di Indonesia.
"Harapan lama sekolah (HLS) penduduk berusia 7 tahun ke atas mencapai 15,59 tahun dan tercatat paling tinggi di antara 34 provinsi di Indonesia. Rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk berusia 25 tahun ke atas telah mencapai 9,55 tahun," imbuhnya. (Ira)