YOGYA, KRJOGJA.com - Mulai tahun ini kawasan cagar budaya di Kota Yogya dikelola secara khusus oleh unit pelaksana teknis (UPT) yang berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan. Akan tetapi pada tahap awal baru menyasar kawasan Tugu hingga Alun-alun.
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Ekwanto, menjelaskan total ada lima kawasan cagar budaya yakni Malioboro, Kraton Yogyakarta, Pakualaman, Kotagede, dan Kotabaru. "Tahun ini masih dalam masa transisi sehingga pengelolaannya juga masih terbatas yaitu dari Tugu hingga Alun-alun di kawasan Kraton Yogyakarta," jelasnya, akhir pekan lalu.
Dengan adanya UPT tersebut diharapkan pengelolaan kawasan cagar budaya bisa lebih maksimal. Anggaran dari danais juga dapat diakses secara lebih terpadu. Pola koordinasi antar bidang di tiap organisasi perangkat daerah pun semakin optimal. Harapannya, cagar budaya yang menjadi bagian dari ikon Kota Yogya menjadi lebih terkonsep.
Sebelumnya Pemkot Yogya memiliki UPT Malioboro di bawah Dinas Pariwisata untuk pengelolaan kawasan Malioboro. Akan tetapi lembaga tersebut dihapus dan kemudian dibentuk lembaga baru untuk pengelolaan kawasan cagar budaya lebih luas. "Ada tambahan beberapa tugas sehingga saat ini ada dua seksi di UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya yaitu pemeliharaan dan pemanfaatan kawasan cagar budaya. Personelnya juga lebih banyak," imbuh Ekwanto.
Ekwanto menegaskan, prioritas utama saat ini adalah memastikan kawasan Tugu hingga Alun-alun selalu berada dalam kondisi bersih. Pihaknya pun tidak memanfaatkan jasa kebersihan dari pihak ketiga tetapi melakukan pembersihan sampah sendiri dengan tenaga yang dikontrak langsung. "Jika memanfaatkan jasa pihak ketiga kami terkadang mengalami kesulitan untuk mengatur kebutuhan penyapuan. Makanya kami mencoba mengontrak langsung supaya bisa memberikan tugas dengan lebih baik," katanya.
Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi, sebelumnya berharap adanya lembaga baru tersebut maka pengelolaan kawasan cagar budaya bisa lebih optimal dan mendukung pariwisata. Dicontohkannya kawasan Kotabaru diharapkan dapat menjadi kawasan pendukung untuk wisata di Malioboro. Sehingga kawasan tersebut bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata premium layaknya Malioboro.(Dhi)