Harga Kedelai Dunia Melonjak, Ukuran Tahu dan Tempe Mengecil

Photo Author
- Senin, 4 Januari 2021 | 14:06 WIB
jual 1
jual 1

YOGYA, KRJOGJA.com - Produk tempe dan tahu di DIY sangat terdampak dengan kenaikan bahan baku kedelai impor yang mengalami kenaikan harga. Meskipun harga bahan bakunya naik, produsen tempe dan tahu yang masih tetap berproduksi memilih untuk mengurangi ukuran produknya daripada menaikkan harga jualnya. Sebab distributor maupun pedagang khawatir jika harga naik pembeli akan menurun.

Pedagang tempe dan tahu Pasar Beringharjo Sutarmi mengatakan meskipun harga kedelai impor naik beberapa waktu ini, harga jual tempa dan tahu di pasaran tetap alias tidak mengalami kenaikan. Produsen tempe maupun tahu di DIY memilih mengurangi ukuran produknya dari pada menaikan harga jual, sementara produsen lainnya memilih berhenti sementara berproduksi daripada merugi.

" Harga jual tempe dan tahu tetap di pasaran saat ini, tahu Rp 500 per kotak dan tempe Rp 500/bungkus daun. Saya ambil dari produsen tempe dan tahu yang ada di Kalibayem," kata Sutarmi di Pasar Beringharjo, Senin (4/1).

Sutarmi menuturkan produsen tempe dan tahun di DIY ada yang memilih mengurangi produksinya dan ada yang memilih menghentikan produksinya sementara waktu karena mahalnya harga kedelai impor saat ini. Sebab produsen tempe dan tahu masih memiliki ktergantungan yang tinggi terhadap kedelai impor yang didatangkan dari Amerika Serikat(AS)selama ini, sedangkan harga kedelai lokal juga cukup tinggi dikisaran Rp 9000-an/Kg.

"Permintaan tahu dan tempe tetap tinggi jadi pedagang tidak berani menaikkan hargasama sekali, produsen pun tahu itu jadi hanya ukurannya saja yang dikurangi.Lebih baik mengurangi ukuran daripada menaikkan harga karena konsumen bisa lari nantinya," imbuhnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yanto Apriyanto menyampaikan harga kedelai dunia memang baru mengalami kenaikan yang semula Rp 9.300 menjadi Rp 10.000/Kg. Hal ini disebabkan permintaan impor kedelai dari China naik dua kali lipat seiring mencairnya hubungan dagang dengan AS.

"China memesan kedelai 30 juta ton dari AS yang naik dua kali lipat dari biasanya 15 juta ton, jadi kedelai dunia terkerek naik. Kementerian Perdagangan (Kemendag) sendiri menjamin ketersedian stok kedelai impor dari AS tersebut hingga tiga bulan kedepan," ujar Yanto.

Yanto mengungkapkan pihaknya sendiri telah memastikan ketersediaan kedelai impor di beberapa ditributor DIY juga mencukupi, contohnya di Suryotomo masih menyimpan kedelai 10 ton dan 5 ton di Bantul. Sehingga dari sisi stok ketersediaan kedelai impor di DIY aman sejauh ini. Kenaikan harga kedelai impor ini dinilai tidak terlalu tinggi hanya naik dikisaran Rp 700/Kg, namun kenaikan tersebut telah melebihi harga acuan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.800/Kg.

"Karena kenaikan harga kedelai tersebut, produsen tempe di sejumlah daerah seperti Jabodetabek mogok memproduksi tempe. Sedangkan produsen tempe di DIY ada yang libur berproduksi dan ada yang mengurangi ukuran tempenya tetapi tidak menaikkan harga jualnya supaya konsumen tidak lari," tandasnya. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X