YOGYA, KRJOGJA.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sleman memprediksi wilayah DIY dan sekitarnya berpotensi terjadi cuaca ekstrim hingga akhir tahun. Hal ini berdasarkan sirkulasi Siklonik terpantau di perairan Barat Aceh, di Laut Natuna dan perairan Utara Papua Barat yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Aceh bagian Utara dan Barat, di Kalimantan Barat bagian Utara dan dari Filipina bagian Selatan hingga Sulawesi Utara.
"Sirkulasi siklonik lainnya terpantau di Australia bagian utara yang membentuk konvergensi memanjang di NTT bagian Timur. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Reni Kraningtyas, Rabu (30/12/2020).
Reni menjelaskan, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang di Sumatera Barat, di Riau, dari Bengkulu hingga Lampung. Kondisi serupa juga terpantau di perairan Selatan Jawa Barat hingga Laut Jawa. Ini menyebabkan terbentuknya daerah perlambatan dan pertemuan angin, serta berpotensi terjadi hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah DIY.
Beberapa wilayah di DIY yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem Samigaluh dan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo. Kabupaten Sleman tersebar di Turi, Pakem, Cangkringan dan Tempel. Piyungan dan Imogiri Bantul serta Gedangsari, Ngawen dan Patuk Gunungkidul.
"Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, kami menghimbau kepada masyarakat untuk terus waspada potensi genangan, banjir maupun longsor. Terutama bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor. Waspada juga terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh. Hindari berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir," jelasnya.(Awh)