2021, Optimis dengan Sinergi dan Kolaborasi

Photo Author
- Rabu, 23 Desember 2020 | 08:08 WIB
Ilustrasi ekspor
Ilustrasi ekspor

YOGYA, KRJOGGJA.com - Materi yang disampaikan narasumber yang kompeten dalam FGD Seri ke-12, kerjasama KR dan Satgas Covid-19 sangat bermanfaat untuk pembuatan kebijakan pemerintah dengan dukungan kolaborasi dan sinergi masyarakat. Tahun 2021 disambut optimis dengan harapan kebijakan bisa berubah seiring melemahnya Covid-19 juga tersedianya vaksin.

"Kami sependapat dengan narasumber kalau kran mobilitas harus tetap dibuka dengan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan ketat, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) , mengingat kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir," tutur Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Ir Aris Riyanto MSi.

Aris menegaskan di masa AKB, Disperidag DIY mendukung daya saing industri dengan meningkatkan nilai tambah dengan teknologi, "Perdagangan dengan meningkatkan ekspor. Yang menggembirakan perdagangan Luar Negeri DIY bisa melampaui 2019 yang total ekspornya USD 370 juta, dibanding per November 2020 yang sudah mencapai USD 375 juta," jelasnya menyebut ada 377 eksportir dari DIY skala mikro/kecil, menengah dan besar. Hal ini menunjukka PDRB yang bagus dengan produksi barang dan jasa yang laku dijual bila daya beli ada. "Mampu melewati tahapan recovery dan memasuki tahap stabilisasi dengan pertumbuhan dan keberadaan vaksin," ujarnya.

Di masa pandemi keluhan mahalnya sewa kontainer oleh pelaku usaha ekspor mendapat perhatian dan dicari pemecahan sebagai tanggung jawab negara atau BUMN. "Eksportir biaya mahal kita cari solusi seperti disampaikan narasumber (Buntoro) dengan membentuk struktur yang kuat, karena pandemi ini menghantam sektor sekunder dan tersier, seperti pariwisata misalnya, " ujarnya.

Memasuki masa AKB, Aris berharap industri dan perdagangan bisa menyerap tenaga kerja dengan terus melakukan bimbingan teknis UKM agar mampu produksi secara efisien dan bernilai tambah dengan kemitraan dan promosi, pelatihan ekspor impor

Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Ir Srie Nurkyatsiwi MMA ditengah keterpurukan masa pandemi Covid-19 justru ada kluser-kluster UMKM yang naik. "UMKM dengan produk yang dibutuhkan seperti pangan, pengolahan justru naik dengan berbagai inovasi," ungkap Siwi panggilan akrabnya

Disebutkan capacity building harus sinergi, pemerintah dan pelaku usaha agar tetap survive. "Kami optimis dengan kolaborasi dan sinergi kita mampu beradaptasi, jika ada istilah kebijakan pandemi Covid-19 waras wareg, maka kita melakukan dengan Jenang Jeneng," ujarnya

Diakui hampir semua sektor telah melakukan kebijakan pandemi Covid-19. "Di pasar inovasi daya saing sudah kuat tapi pasar harus survive dengan sarana prasarana regulasi yang harus dibenahi, apalagi pasca Pilkada di beberapa Kabupaten di DIY dan pergantian beberapa Menteri. Kita menunggu kebijakan baru bagaimana agar bisa berjalan seiring dan kolaborasi, perlu data akurat, diantaranya profil pelaku usaha, dan lainnya," ujarnya

Sedang salah satu pelaku usaha Lia Mustafa dari Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) DIY dalam tanggapannya menyebutkan di masa pandemi para pelaku usaha terus bergerak dan kreatif dengan pameran untuk tetap bertahan. "Beberapa gebrakan dilakukan di masa pandemi, jangan berhenti di atas meja. Pelaku usaha terua memotivasi diri dan orang lain dalam pergerakannya," tegas Lia

Lia menyebutkan justru orang dengan kemampuan sedang karena tidak tahu kapan menyerah malah terus bergerak. "Ketika ada Gerakan Pakai Masker dan kita menggelar pameran masker mendapat sambutan hangat yang menunjukkan potensi kreatif UMKM tinggi di Yogya," ujarnya

Sementara dari kalangan akademisi, Rudy Badrudin PhD Dosen STIE YKPN menyebutkan potensi mahasiswa dari luar Yogya sangat besar dalam menggerakkan perekonomian DIY. Masa pandemi Covid dengan banyaknya mahasiswa luar Yogya yang tidak bisa ke Yogya berakibat DIY kehilangan potensi teraebut

"Dari data Aptisi (Asosiaai Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ada sekitar 125.000 mahasiswa, 60 persen lebih atau sebanyak 85.000 mahasiwa luar Yogya hanya tersisa 23.000 yang masih di Yogya, sisanya 62.000 pulang ke daerahnya dengan kuliah daring," jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X