YOGYA, KRJOGJA.com - Kementrian Perindustrian (Kemenperin) bekerjasama dengan Dekranas Pusat menggelar Kompetisi Tudung Saji Nusantara untuk mendongkrak ekonomi kreatif di seluruh Indonesia. Sementara itu dari Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih menegaskan meski saat ini ekspor rendah karena pandemi Covid-19 namun pada 2021 pihaknya optimis nilai ekspor bakal melonjak.
Dalam Awarding Ceremony Kompetisi Tudung Saji Nusantara yang diadakan secara virtual, Jumat (11/12) menuturkan tudung saji dari dulu sudah digunakan. Setelah diangkat menjadi kompetisi menarik
"Tudung saji yang kita pakai sebenarnya budaya kita selain melindungi makanan juga meningkatkan geliat IKM untuk meningkatkan produktivitasnya. Saat ini geliat ekspor kita naik 5 persen saja sudah bersyukur," jelas Gati.
Ditegaskannya pada 2021 ia optimis ekspor naik. Ini karena pada masa pandemi ekspor untuk kerajinan kreatif dan furniture dan ordernya melonjak drastis.
"Yang jadi masalah yakni soal kontainer yang tidak tersedia. Ternyata pandemi tidak menurunkan order ekspor tetapi masalahnya ada di pengiriman karena bea pengiroman mahal. Ini menjadi PR bersama," tegas Gati.
Terkait kompetisi Tudung Saji Nusantara sebelumnya terdapat peserta sebanyak 168 peserta dari seluruh Indonesia kemudian disaring 30 peserta kemudian disaring lagi menjadi 10 dan terakhir 3 peserta terbaik.
"Pada tahun depan pelatihan yang dilakukan optimis bisa berlangsung aman selain sudah ada vaksin tetap pelaksanaan pelatihan akan memadukan sistem offline dan online meski pandemi sudah berakhir. Karena pelatiham sistem ini sangat efektif," paparnya.
Ditambahkannya Nilai ekspor Barang Industri Kerajinan pada periode Januari – September 2020 sebesar 435 juta US Dollar atau setara 6,17 Triliun Rupiah. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 9,9% jika dibandingkan dengan nilai ekspor periode Januari – September 2019 yang tercatat sebesar 483 juta US Dollar atau setara 6,71 Triliun Rupiah. Untuk itu, diperlukan langkah untuk menggiatkan kembali perajin salah satunya melalui kompetisi.
Proses seleksi kompetisi ini dilakukan untuk memilih 30 karya dari total 168 pendaftar. Selanjutnya, peserta diseleksi kembali menjadi 10 besar, dan 3 besar di tahap penjurian akhir. Tiga peserta terbaik kompetisi ini yaitu Muliani (Lombok Tengah –NTB), Andi Aisha JBP (Makssar – Sulsel), Ketut Sukra Wenten (Buleleng- Bali).
Para juara mendapatkan hadiah uang pembinaan dari Kementerian Perindustrian sebesar Rp30 juta (Juara 1), Rp20 juta (Juara 2), dan Rp15 juta (Juara 3), serta hadiah berupa 1 buah personal computer untuk masing-masing pemenang dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan untuk 10 Finalis mendapatkan masing-masing satu paket studio mini dari Kementerian Perdagangan, serta pulsa ponsel senilai Rp100.000 selama enam bulan dari Ketua Bidang Daya Saing Dekranas.
Wakil Ketua Harian I Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, kegiatan kompetisi tudung saji sejalan dengan tujuan dibentuknya Dekranas, yaitu mengembangkan kerajinan nasional dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerajinan bagi kehidupan sehari hari, serta melestarikan kebudayaan asli tanpa mengabaikan penggunaan penemuan dan teknologi baru, dalam rangka mengembangkan identitas budaya bangsa kita.
“Selain itu, Dekranas juga memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil, perajin, dan seniman dengan mendorong semangat kewirausahaan mereka salah satunya melalui kegiatan kompetisi tudung saji ini,†ujarnya.