YOGYA, KRJOGJA.com - masih ada berbagai kelemahan dalam praktik meneggakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Republik tercinta Indonesia. Sehingga menjadi kewajiban bersama kita bagaimana HAM baik yang bersifat universal maupun yang telah menjadi komitmen konstitusional dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 diwujudkan di dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
Negara juga harus tetap menghormati dan terus meningkatkan berbagai jaminan konstitusional agar setiap warga negara sebagaimana dijamin konstitusi dapat hidup sesuai dengan prinsip HAM. Sehingga siapapun di Republik ini termasuk negara tidak boleh melanggar HAM dan merugikan HAM.
“Keadaban, keadilan, etika, kemulian hidup dan nilai-nilai luhur yang ada dalam agama yang hidup di negeri ini dalam Pancasila dan kehidupan luhur bangsa harus menjadi pembingkai kita menegakkan HAM,†tandas Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir mengemukakan hal tersebut pada media di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro, Kamis (10/12/2020), dalam memringati Hari HAM se-Dunia.
Menurutnya, HAM merupakan komitmen global dan nasional yang telah berjalan puluhan tahun bahkan ratusan tahun sebagai wujud penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia untuk hidup dan melangsungkan kehidupan dengan berbagai jaminan hak asasi manusia.
“Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan hak dasar hidupnya, Islam meletakkan manusia 'fii akhsani taqwim' dalam semulia-mulianya penciptaan. Penghormatan terhadap laki-laki dan perempuan, penghormatan terhadap segala kebebasan yang menjadi hak milik manusia sebagai insan yang diciptakan mulia, penghormatan terhadap hidup kebersamaan, saling menyelamatkan sebagai bagian dari 'hifdun nafs' (menjaga jiwa manusia),†tuturnya.
Bersamaan dengan itu, kesadaran akan HAM pada setiap warga bangsa juga harus disertai semangat untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab. “Karena itu pelaksanaan HAM setiap warga tidak boleh menciderai dan menganggu serta merugikan hak asasi yang lain,†tegas Ketua Umum PP Muhammadiyah. Haedar juga menegaskan, semangat persatuan Indonesia juga perlu menjadi bingkai di dalam kehidupan kita menegakkan HAM.
“Sebagai refleksi kita bagaimana HAM Bangsa Indonesia dibangun di dalam kerangka kehidupan kolektif berbasis agama, Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa. Sekaligus juga koherensi dengan HAM yang bersifat universal. Yang dalam pesan Islam disebut Ketua Umum PP Muhammadiyah melahirkan tata hubungan HAM dan relasi antar bangsa yang rahmatan-lil alamin," pungkasnya. (Fsy)