Erupsi Merapi, Ancaman Utama ke Arah Selatan - Tenggara

Photo Author
- Minggu, 6 Desember 2020 | 11:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Arah guguran di Gunung Merapi saat ini dominan ke arah Kali Senowo, Kali Lamat dan Kali Gendol dengan jarak maksimal 3 Km (Kali Lamat). Wilayah Barat-Barat Laut menjadi wilayah yang berpotensi terancam bahaya erupsi. Ini berdasarkan data deformasi dan perubahan morfologi lereng sektor tersebut.

Hal ini diungkapkan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Dr Hanik Humaida, Sabtu (5/12/2020) malam. Meski demikian, ancaman utama erupsi Merapi masih ke arah Selatan-Tenggara atau ke hulu Kali Gendol sesuai bukaan kawah saat ini. "Memang ada potensi erupsi Merapi mengarah ke Barat-Barat Laut, tapi ancaman utamanya tetap ke arah Selatan-Tenggara," ujarnya.

Hanik juga menjelaskan soal jeda waktu antar status aktivitas Gunung Merapi, di mana erupsi efusif memiliki ketidakpastian waktu yang lebih besar daripada erupsi yang lebih besar (eksplosif). Ia membandingkan jeda waktu antar status aktivitas Gunung Merapi, saat erupsi 2001 (efusif), 2006 (efusif) dan 2010 (eksplosif).

Diungkapkan, erupsi 2001 status waspada belangsung selama 5 bulan, siaga 1 bulan dan awas 2 minggu. Sedangkan erupsi 2006, status waspada berlangsung 1 bulan, siaga 1 bulan dan awas 2 bulan. Untuk erupsi eksplosif 2010 jeda waktunya lebih pendek, yaitu status waspada selama 1 bulan, siaga hanya 5 hari dan awas 1 bulan.

Berdasar data pemantauan aktivitas seismik dan deformasi selama ini, kemungkinan besar erupsi Gunung Merapi kali ini akan efusif, seperti erupsi 2006 dan 2001. Sehingga juga akan memiliki ketidakpastian waktu yang lebih besar.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso, menambahkan meskipun aktivitas Merapi saat ini masih tinggi, namun tidak ada lonjakan kenaikan aktivitas yang tajam. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi erupsi eksplosif, maka letusannya tidak sebesar erupsi 2010. Selain itu pola aktivitas Merapi yang tinggi namun mendatar (tidak ada lonjakan) semakin menguatkan prediksi bahwa erupsi yang akan terjadi, bersifat efusif seperti erupsi 2001 dan 2006.

"Kalau melihat dari data pemantauan selama ini, aktivitas yang tinggi seperti ini biasanya berlanjut pada erupsi," tuturnya.(Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X