Mudahkan KBM Daring dengan Aplikasi My School

Photo Author
- Senin, 23 November 2020 | 14:45 WIB
Siswa sedang memperhatikan penjelasan pengoperasian smartphone dan mengaktifkan  aplikasi My School (Istimewa)
Siswa sedang memperhatikan penjelasan pengoperasian smartphone dan mengaktifkan aplikasi My School (Istimewa)

YOGYA, KRJOGJA.com - Saat pandemi Covid-19 ini, kesulitan mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dari data, sekitar 52 juta pelajar dan mahasiswa di Indonesia mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran secara online. Karena tidak memiliki perangkat elektronik yang memadai dan kesulitan mengakses internet. Bertolak dari data UNICEF ini, Infrastruktur Digital Edukasi (PT IDE) mencoba memberi solusi dengan aplikasi Learning Management System (LMS) bernama My School.

"Aplikasi ramah kuota ini memungkinkan pihak sekolah, guru, siswa dan orangtua terhubung secara digital. Sedangkan jadwal hingga materi pembelajaran disediakan oleh sekolah. Dengan aplikasi yang cukup diunduh dengan kuota 15 MegaByte ini, orangtua juga dapat mengawasi progres belajar putra-putrinya," tutur Business Development IDE Andreas Setiawan usai menyerahkan bantuan Smart Phone kepada siswa-siswi SD Bopkri Demangan III Yogyakarta.

"My School dapat digunakan mulai dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. Adapun bantuan ini merupakan hasil kerjasama dengan kitabisa.com dan Tokopedia. Dengan harapan dapat membantu palajar dalam mengikuti pembelajaran online," jelasnya.

Kepala SD Bopkri Demangan III Mustari Admini mengaku 18 pelajar yang menerima bantuan Smart Phone merupakan siswa-siswi kelas 6. Selama ini mereka mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran online. Kareba tidak memiliki smartphone pribadi. Sehingga harus menunggu orangtuanya pulang berkerja untuk mengerjakan tugas.

"Pihak sekolah merasa terbantu dengan bantuan smartphone, kuota internet dan aplikasi pembelajaran online ini. Sebab selama ini guru menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran online yang belum dikuasai oleh siswa-siswi maupun orangtua. Selain bantuan kuota internet dari pemerintah yang sebagian belum cair,: tambahnya.

Arif Susilo salah satu orangtua siswa menambahkan selama ini ia harus berbagi Smart Phone untuk belajar online. Padahal Smart Phone tersebut menjadi sarana bagi istrinya untuk berkerja. Akibatnya baru dapat mengerjakan tugas setelah ibunya selesai berkerja. Dengan bantuan ini warga papringan ini berharap anaknya akan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran online. (Aje)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X