YOGYA, KRJOGJA.com - Masalah migran saat ini merupakan masalah internasional, termasuk kaitannya dengan human trafficking. Sindikat pegiriman pekerja ilegal ini dikuasai pemilik modal dibekingi oknum atribusi kekuasaan seperti oknum aparat, Kemenlu, bahkan BP2MI.
Demikian diungkapkan Benny Rhamdani, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) saat berkunjung ke Kedaulatan Rakyat (KR). Dirinya bahkan secara terbuka menyatakan menabuh genderang perang melawan sindikat pengiriman pekerja migran ilegal dengan membentuk Satgas Pemberantasan Sindikat Pengiriman Ilegal Pekerja Migran.
"Kita ingin bersih-bersih yang kita sebut pengkhianat republik, dan merah putih tidak boleh diberi mandat untuk mengurus sebuah urusan yang menyangkut nasib dan masa depan orang banyak," katanya kepada Komisaris Utama PT BP Kedaulatan Rakyat Prof Dr Inajati Adrisijanti, Direktur Utama M Wirmon Samawi SE MIB, Direktur Keuangan Imam Satriadi SH, serta Direktur Produksi Baskoro Jati Prabowo SSos, Jumat (13/11/2020).
Benny membeberkan total Pekerja Migran Indonesia (PMI) terintegrasi dengan keiimigrasian sebanyak 3,7 juta. Namun Data World Bank mencatat ada 9 juta, artinya ada selisih angka yang sangat jauh sekitar 5,3 juta yang tidak tercatat dalam sistem. Resikonya jika tidak tercatat by name by address mereka di luar radar perlindungan negara. Konsekuensinya negara tidak bisa hadir melindungi mereka. Negara bak menjadi pemadam kebakaran ketika para pekerja migran ilegal ini mengalami masalah di negara penempatan.
"Setelah ada masalah baru melaporkan ke KBRI, negara baru mengambil peran untuk mengadvokasi kemudian memberikan perlindungan, pendampingan pengacara, memulangkan ke Indonesia," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pekerja migran tersebar di 150 negara penempatan, terbesar Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Hongkong, dan China.
Benny ke Yogya dalam rangkaian Hari Pekerja Migran Internasional (HPMI). Mengusung tema "Purna Kreatif, Ekonomi Bangkit", Pekerja Migran Indonesia Purna asal Yogyakarta telah membuktikan kreativitasnya untuk merintis dan membangun usaha yang bervariasi.
Sebanyak 30 produk purna dipamerkan. Juga dilaksanakan launching aplikasi TuQu, sebuah aplikasi pintar yang menghubungkan para pembeli, pedagang, dan kurir lokal dengan layanan utama berupa kebutuhan harian rumah tangga yang dapat dibeli langsung dari pedagang lokal dan diantar ke rumah. Aplikasi ini merupakan hasil karya kreatif PMI Purna Yogyakarta yang kini sedang berkembang di Yogyakarta.
Benny juga mengapreasiasi Desa Wisata Garongan, Turi, Sleman yang dirintis dan dikelola oleh Purna PMI. Sebanyak 80 orang dari 120 orang anggota paguyuban Desa Wisata Garongan merupakan Purna PMI yang pernah bekerja di Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Malaysia, dan negara lainnya.
"Desa Wisata ini sangat visioner karena sebelum kami menggalakan PMI sebagai Duta Wisata di luar negeri, PMI Purna ini sudah membuat Desa Wisata, membawa keahlian bahasa dan pengalamannya di luar negeri untuk menjadi modal membangun di Yogyakarta. Oleh karenanya, bagi Calon PMI di sini yang akan berangkat, saya menitip pesan untuk mempromosikan Indonesia sebagai negara yang indah dan ramah. Bapak dan Ibu sekalian adalah Duta Wisata Indonesia yang mampu mengabarkan hal-hal baik tentang Indonesia," papar Benny.(Ndw)