YOGYA, KRJOGJA.com - Ujicoba Malioboro tanpa kendaraan bermotor resmi dimulai, Selasa (3/11/2020) siang. Ujicoba dilakukan dua minggu kedepan dengan beberapa rekayasa lalu-lintas di seputaran kawasan pusat kota tersebut.
Kasatlantas Polresta Yogyakarta, AKP Imam Bukhori mengungkap rekayasa lalu-lintas diterapkan di mana kendaraan diarahkan ke barat dari Jalan Abu Bakar Ali. Ujicoba tersebut dilaksanakan selama dua minggu kedepan untuk nantinya dievaluasi.
“Untuk rekayasa Malioboro ini dimulai dari gardu PLN kita arahkan semuanya ke barat sampai simpang empat Badran dan diarahkan ke selatan sampai simpang Ngabean. Jalan Bhayangkara juga tetap satu arah ke utara juga sekarang Jalan Mataram satu arah ke utara,†ungkapnya di sela proses penutupan.
Selama dua minggu, petugas gabungan dari Polresta Yogyakarta, Dinas Perhubungan dan Satpol PP melakukan pengawasan di titik-titik potensi kepadatan lalu-lintas. Tim akan melakukan evaluasi untuk mendapatkan solusi terbaik sebelum diterapkannya Pedestrian Malioboro full tanpa kendaraan bermotor.
“Personil gabungan turun, kita akan melihat efeknya terkait penumpukan kendaraan dan evaluasi. Penutupan ini kan untuk ujicoba dan akan ada analisis evaluasi dari tim lintas instansi di lapangan,†tandas Kasatlantas.
Sementara Sutikno, salah satu pengayuh becak di Malioboro menilai penutupan lalu-lintas untuk kendaraan bermotor diharapkan membawa dampak positif bagi ia bersama komunitas becak kayuh. Pasalnya, selama ini mereka selalu kalah bersaing dengan kendaraan transportasi jenis lain termasuk becak motor yang kini jumlahnya sangat banyak.
“Ya, harapannya bisa lebih ramai untuk kami, mudah-mudahan sehari bisa narik dua sampai tiga kali. Selama ini kami selalu disingkiri, kalah sama kendaraan yang pakai motor, padahal kan tradisi Jogja ya becak kayuh ini,†ungkapnya berharap.
Senada, Langkir Adi Suryo salah satu warga Kota Yogyakarta menyambut positif keputusan pemerintah memberlakukan ujicoba Malioboro tanpa kendaraan bermotor. Menurut dia, sudah saatnya Yogyakarta kembali menjadi kota ramah lingkungan dengan pembatasan kendaraan bermotor.
“Harapan saya, warga Yogyakarta bisa nyengkuyung ramai-ramai, buat Malioboro lebih indah, cantik dan nyaman untuk semua. Tapi, tetap jaga kesehatan dan terapkan protokol kesehatan,†ungkapnya. (Fxh)