Erupsi Merapi Disertai Letusan Eksplosif 2010 Sama Seperti Tahun 1872

Photo Author
- Rabu, 28 Oktober 2020 | 09:30 WIB
Dokumen erupsi Merapi 2010 (Surya Adi Lesmana)
Dokumen erupsi Merapi 2010 (Surya Adi Lesmana)

YOGYA, KRJOGJA.com - Gunung Merapi sebagai laboratorium alam memberikan banyak informasi penting bagi para peneliti. Kajian data pemantauan dan penelitian bermanfaat dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Dr Agus Budi Santoso mengatakan, dari sejarah pemantauan Merapi (1768-2014) diketahui ada lima tipe letusan Merapi yaitu letusan freatik, letusan vulcanian atau eksplosif dengan kekuatan menengah, tipe erupsi Merapi murni (seperti erupsi 2001 dan 2006), tipe erupsi Merapi disertai letusan eksplosif dan tipe sub-plinian atau letusan besar seperti yang terjadi pada tahun 1872 dan 2010.

Menurut Agus Budi, jika dilihat frekuensi kejadiannya, tipe letusan Merapi paling sering terjadi adalah tipe erupsi Merapi disertai letusan eksplosif. Agus Budi menjelaskan, yang dimaksud tipe erupsi Merapi adalah terbentuknya awan panas disebabkan runtuhnya kubah lava. Kemudian letusan yang sering terjadi kedua yakni letusan freatik, diikuti tipe erupsi Merapi murni, letusan vulcanian dan letusan sub-plinian.

"Yang paling sering terjadi adalah erupsi Merapi disertai letusan eksplosif tercatat sebanyak 34 kali," terang Agus Budi dalam Webinar bertema 'Menerjemahkan Data Merapi', Selasa (27/10/2020) sebagai rangkaian acara peringatan Dasawarsa Merapi 2010.

Webinar menghadirkan narasumber lain yaitu Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Akhmad Solikhin, Staf Pengajar Fakultas Teknologi dan Ilmu Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Asep Saepulloh, Staf Pengajar Fakultas Teknik Geologi UGM Dr Agung Harijoko di pandu moderator Penyelidik Bumi di BPPTKG I Gusti Made Agung Nandaka. Webinar diselenggarakan Kementerian ESDM, PVMBG dan BPPTKG.

Tentang aktivitas vulkanik Merapi saat ini, apakah mengarah pada terjadinya erupsi dalam waktu dekat, Agus Budi mengatakan, kecenderungannya memang seperti itu. Menurutnya ada probabilitas yang cukup, bahwa aktivitas vulkanik yang meningkat saat ini berlanjut ke erupsi. Tapi perlu dipahami masyarakat,

"Ketika magma keluar (erupsi), itu tidak serta merta menjadi ancaman bahaya kepada masyarakat. Jadi masih terus kita pantau seberapa besar volume kubah lava, seberapa cepat pertumbuhannya, bagaimana posisinya dan kestabilannya. Sampai saat ini masih agak jauh ke arah yang membahayakan masyarakat," pungkasnya.(Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X