YOGYA, KRJOGJA.com - Status Waspada Level II Merapi sudah diaktifkan sejak 2018 lalu, menjadi fase terpanjang selama ini. Erupsi selanjutnya Merapi pun kini diprediksi semakin dekat meski tidak akan sebesar tahun 2010.
Tepat 26 Oktober ini, masyarakat mengenang erupsi besar Merapi tahun 2010. 353 warga meninggal dunia dalam erupsi tersebut sementara puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan aktivitas Merapi saat ini terhitung berbeda dari erupsi tahun 2010 dan 2006 lalu. Rangkaian panjang sudah dimulai sejak Mei 2018 di mana erupsi didominasi keluarnya gas bersifat eksplosif rendah.
“Rendah, yakni satu. Jika dibandingkan dengan 2010 ya seperseribu, kalau 2006 ya seperseratus indeksnya. Sampai saat ini aktivitas masih berlanjut, data-data masih di atas normal,†ungkap Hanik dalam konferensi daring, Senin (26/10/2020).
BPPTKG menurut Hanik melihat data kenaikan aktivitas sejak letusan 21 Juni 2020 lalu. Teramati jarak titik tunjam dari pos Babadan diiringi juga aktivitas kegempaan vulkanik semakin intens yakni gempa vulkanik dangkal 6 kali sehari gempa Multiphase (MP) 23 kali sehari dan deformasi 2 cm per hari.
“Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya semakin dekat, meski diperkirakan tidak akan sebesar 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006. Status Merapi masih waspada dan aktivitas masih berlangsung di luar 3 kilometer puncak, kita harus siap,†sambung Hanik. (Fxh)