YOGYA, KRJOGJA.com - Solidaritas warga DIY di masa pandemi begitu terlihat nyata meski di tengah situasi yang sama-sama sulit. Sejumlah relawan di Yogyakarta yang tergabung dalam gerakan #rakyatbanturakyat memasak dan membagikan makan siang gratis kepada buruh gendong di pasar-pasar.
Siapa sangka markas komunitas relawan tersebut ada di Jalan Veteran No 36 Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Mereka memanfaatkan sebuah Warmindo yang juga terpaksa tutup akibat pandemi Covid.
Adalah sosok M Berkah Gamulya (41) yang menginisiasi kegiatan sosial tersebut setelah beberapa waktu lalu Warmindo miliknya tutup disergap pandemi. Peralatan masaknya menganggur dan rentan rusak, lalu muncul ide membuat dapur umum yang ternyata dapat sambutan luar biasa.
“Ide ini muncul dari beberapa orang yang suka ngopi di warmindo ini. Terus karena warmindo tutup akibat pandemi jadi merasa mubazir karena banyak peralatan dan bahan makanan tidak dimanfaatkan. Dari situlah, kenapa tidak dijadikan dapur umum saja. Kami buat dan sebar poster dengan isi mencari relawan di medsos lewat Instagram dan Twitter @bakzoojogja. Setelah di posting ternyata banyak yang mendaftar jadi relawan dan berdonasi, hingga terwujudlah gerakan ini,†ungkapnya ketika berbincang, Sabtu (24/10/2020).
Bak bola salju, gerakan sosial ini mendapat respon donatur hingga berhasil mengumpulkan dana Rp 10,5 juta sejak 19 Oktober lalu. Relawan yang hadir ikut membantu pun luar biasa, mulai koki yang diberhentikan dari tempat kerja hingga mahasiswa yang tergerak menolong dengan daya dimiliki.
“Total relawan ada 37 orang, ini ada satu chef (koki) yang dirumahkan ikut membantu kami untuk yang bagian masak. Ini sebagian besar didominasi mahasiswa yang ingin ikut membantu sesama,†imbuhnya.
Ratusan porsi disiapkan dapur mungil Warmindo Bakzoo untuk para buruh gendong di pasar-pasar Yogyakarta. Setiap Senin hingga Jumat para buruh gendong akan disuplai makan siang tepat pukul 11. Tim rakyatbanturakyat bergerak, setelah mempersiapkan ratusan bungkus harapan lanjutan kehidupan dalam wujud nasi.
“Biasanya buat 145 porsi yang siap pukul 11 siang. Nanti sama tim langsung diantarkan ke Beringharjo, Gamping, Giwangan sama Kranggan. Di sana kami serahkan pada koordinator untuk dibagikan. Mudah-mudahan bisa membantu mereka karena sekarang ini penghasilan para buruh gendong benar-benat tidak menentu,†ungkapnya lagi.
Sementara dari donasi Rp 10,5 juta, Berkah mengaku bisa memberikan makan siang hingga bulan November nanti. Namun, ia berusaha agar gerakan yang diinisiasi dari rasa peduli sesama ini bisa terus berjalan hingga bulan-bulan berikutnya sampai situasi membaik.
“Mudah-mudahan bisa berlanjut terus karena para buruh gendong ini sekarang begitu terpukul pandemi, pendapatan mereka turun drastis. Semoga kami bisa terus membantu, bahkan bisa lebih banyak lagi kedepan,†pungkas Berkah. (Fxh)
