YOGYA, KRJOGJA.com - PDI Perjuangan DIY mengusung calon pemimpin daerah yang bukan dari kader partai di Bantul dan Sleman. Abdul Halim Muslih di Bantul merupakan kader PKB sementara Kustini sebelumnya lekat dengan PAN bersama sang suami, Sri Purnomo.
Isu pun berkembang di akar rumput, banyak kader dan simpatisan yang kecewa dengan rekomendasi yang keluar. Padahal, ada kader-kader potensial milik PDI Perjuangan sendiri di DIY yang dinilai bisa menjadi calon tangguh.
Di Gunungkidul, Bambang Wisnu Handoyo (BWH) berani dimunculkan. Ia merupakan kader yang baru bergabung setelah tak lagi berstatus Aparatur Sipil Negara.
Ketua DPD PDI Perjuangan DIY, Nuryadi mengatakan adanya ketidakpuasan di tubuh partai sangat biasa terjadi. Apalagi, bagi partai besar seperti PDI Perjuangan yang memiliki 650 ribu lebih suara di DIY.
“Kami punya suara 650 ribu lebih di pemilu lalu. Tidak mungkin semua disatukan. Tapi mekanisme di partai kita tempuh dengan benar tak ada transaksional dan segala macamnya. Kami pastikan itu, tidak ada transaksional itu,†ungkap Nuryadi pada wartawan Sabtu (24/10/2020).
Nuryadi pun mengaku siap memenangkan semua calon di tiga kabupaten DIY dengan tegas tanpa menggunakan politik uang. PDI Perjuangan DIY pun tetap percaya diri meski ada isu simpatisan atau bahkan kader yang meninggalkan partai karena kecewa.
“Kalau suara kami kemarin 650 ribu misalnya ada yang lari 1, 2, 3 atau 20 yang lari tidak masalah bagi kami. Tidak ada gedung yang akan runtuh karena ketidakpuasan teman-teman ini. Pasti ada yang tidak puas karena kami partai besar tapi bisa dicek pada calon apakah mereka melalui PDIP diminta sesuatu secara pribadi,†pungkas Nuryadi. (Fxh)