YOGYA, KRJOGJA.com - Serangan siber di Pemda DIY berlangsung sangat masif, rata-rata mencapai sekitar 300.000 serangan siber perbulan yang tercatat di Sistem Pengamanan Siber Pemda DIY. Untuk itu perlu tindakan pencegahan maupun pemulihan dan penanggulangan insiden siber, sehingga dibentuk Tim
Penanggulangan dan Pemulihan Insiden Siber yang dinamai JogjaProv Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau JogjaProv CSIRT.
JogjaProv CSIRT dibentuk melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 87/TIM/2020 yang beranggotakan gabungan dari unsur Pemda DIY, Pemkab/Pemkot, Kejati DIY, Korem 072/Pamungkas, dan Polda DIY yang dibina Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). BSSN telah melakukan pengukuran tingkat kesiapan penanganan insiden keamanan siber dan memilih 10 instansi Pemerintah Pusat dan 15 Pemerintah Daerah, salah satunya Pemda DIY sebagai Pilot Project Pembentukan CSIRT 2020.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan, JogjaProv CSIRT merupakan wujud komitmen Pemda DIY untuk memberikan jaminan keamanan data dan informasi di DIY. JogjaProv CSIRT merupakan tim gabungan lintas instansi pemerintah di DIY yang didukung BSSN. Kolaborasi ini menunjukkan semangat gotong royong dan sinergi instansi pemerintah di DIY dengan instansi vertikal. "Saya ucapkan selamat mengabdi untuk JogjaProv CSIRT. Supaya komitmen untuk memberikan jaminan keamanan data dan informasi. Saya minta mereka bisa bekerja dengan cerdas, ikhlas dan bekerja sampai tuntas untuk keamanan data serta informasi pemerintah dan masyarakat di DIY," kata Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (14/10), menanggapi peluncuran JogjaProv CSIRT.
Dijelaskan, pembangunan sarana dan prasarana Jogja Smart Province menjadi salah satu program prioritas pembangunan di DIY sebagaimana tercantum dalam Keputusan Gubernur DIY Nomor 163/KEP/2017 tentang Program Prioritas Pembangunan. Salah satu sarana untuk mewujudkan Jogja Smart Province tersebut adalah dibentuknya JogjaProv CSIRT oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY yang diluncurkan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Rabu (14/10).
Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam sambutan virtualnya mendukung dan mengapresiasi Pemda DIY beserta Diskominfo DIY atas pembentukan dan peresmian JogjaProv CSIRT. Pandemi Covid-19 mengakselerasi transformasi digital sehingga terjadi lonjakan penggunaan internet, dan beragam aplikasi daring dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk mencari keuntungan.
"BSSN mendeteksi lebih dari 410,4 juta serangan siber sejak Januari hingga September 2020 ini. Pembentukan JogjaProv CSIRT sebagai tim pelaksana teknis keamanan suatu organisasi yang bertanggung jawab menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber mutlak diperlukan," jelasnya.
Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari mengungkapkan, serangan siber kepada Pemda DIY tersebut bermacam-macam baik berupa serangan virus, penyusupan, web defacement (perusakan website), hingga serangan malware yang paling banyak. Namun pihaknya berhasil menangkal dan mengatasi berbagai serangan siber tersebut.
"Kehadiran JogjaProv CSIRT semakin meningkatkan pengamanan karena kita bisa mengamankan perangkat dan menggunakan aplikasi atau software. Perangkatnya kita amankan secara fisik karena disediakan tempat pengamanan khusus dan kita amankan dengan software guna melindungi sistem, sehingga kita akan aman dari serangan siber tersebut," ungkapnya.
Rony menambahkan, pihaknya meningkatkan personel sumber daya manusia (SDM) agar mampu mengatasi dan mengantisipasi serangan siber. Seperti ditegaskan Gubernur DIY, yang paling penting peningkatan kemampuan SDM supaya paham pengamanan siber, mengamankan akun, sistem dan sebagainya.
"Kalau soal perangkat dan sebagainya kita bisa, tetapi kalau manusianya harus kita tingkatkan kemampuannya untuk ketahanan siber. Tolok ukur keberhasilannya bukan seberapa banyak jumlah serangan sibernya, tetapi yang penting kita bisa mengatasi atau tidak serangan tersebut. Sebab kita tidak tahu dari mana, negara mana dan kita tidak bisa mengendalikan mereka untuk tidak menyerang," pungkas Rony. (Ira/Ria)