Desa Wisata Pionir Kebangkitan Pariwisata

Photo Author
- Selasa, 13 Oktober 2020 | 21:30 WIB
Bincang-bincang Editorial di Channel YouTube Kedaulatan Rakyat TV.
Bincang-bincang Editorial di Channel YouTube Kedaulatan Rakyat TV.

YOGYA, KRJOGJA.com - Dengan potensi yang dimiliki, desa wisata bisa menjadi pionir kebangkitan pariwisata di masa pandemi Covid-19 jelang Adaptasi Kebiasaan Baru. Alam pedesaan (rural) Indonesia yang alami (back to nature, eco tourism) menjadi bayangan wisatawan mancanegara yang harus ditangkap desa wisata dengan dukungan stakeholder (pemerintah daerah), perguruan tinggi (akademisi), industri pariwisata (tour travel), komunitas (gowes dll), dan media massa.

"Tentunya dengan penerapan CHSE (Cleanliness/Kebersihan, Health/Kesehatan, Safety/Keamanan), dan Environment/Ramah lingkungan) dalam SOP Covid-19 yang diterapkan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur Dosen Fisipol, pakar pedesaan dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Dr Desideria Murti SSos MA saat Bincang-bincang Editorial dengan Redaktur Pelaksana KR, Primaswolo Sujono, Selasa (13/10/2020) yang disiarkan juga di Channel YouTube Kedaulatan Rakyat TV.

Desi menyebutkan awal pandemi Covid-19 sempat memukul desa wisata yang hanya mengandalkan single income. "Yang mampu bertahan dan cepat adaptasi adalah desa wisata yang multi diversifikasi, memiliki usaha lain dan desa wisata yang punya kecepatan pemahaman teknologi informasi dengan menguasai sosial media, mereka bisa cepat bergerak, misalnya dengan jualan/promosi online," ucap Desi.




-

Menurut Desi Desa Wisata yang mengandalkan outbond dari siswa/anak sekolah seperti di Kulonprogo harus memastikan penerapan CHSE dan belum bisa dibuka, apalagi sekolah diliburkan. "Namun desa wisata Nglanggeran yang dulu muncul karena ada bencana justru ulet dan cepat beradaptasi dengan virtual tour, webinar," terang Desi.

Namun demikian, Desi berharap warga desa wisata supaya tidak "gumunan" dengan wisatawan mancanegara seperti kondisi di Bali. "Touris akan terkesan dengan suasana alam Indonesia didukung keramahan warga desa wisata," ucap Desi.

Dalam kondisi saat ini industri pariwisata seperti tour & travel bisa mendukung kemajuan desa wisata dengan turut memberi pelatihan pengembangan desa wisata. "Bangkitnya desa wisata jelang AKB juga akan menggerakkan kebangkitan industri pariwisata lainnya. Apalagi bila kita lihat brosur tentang Indonesia di luar negeri menggambarkan suasana desa seperti sawah, ritual dan spiritual di desa yang sangat menarik minat wisman," tegasnya.

Jadi menurut Desi tidak salah bila pemerintah fokus untuk pengembangan desa. "Fokus sudah tidak lagi di kota, tapi desa," ujarnya. (R-4)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X