YOGYA, KRJOGJA.com - Pengusaha Jogja yang tergabung dalam Gugus Tugas Ketangguhan Ekonomi Jogja Economic Resillience for Covid (Jercovid-19) Kadin bersama ISEI DIY, perbankan serta warga masyarakat, Senin (12/10/2020) memberikan santunan bagi korban pekerja terdampak kericuhan unjukrasa di DPRD DIY 8 Oktober lalu. Para pekerja informal seperti pedagang, penarik becak serta petugas parkir yang tak bisa bekerja selama dua hari akibat aksi tersebut mendapat paket sembako dari para pengusaha dan masyarakat yang bergabung dalam gerakan Jogja Bangkit.
GKR Hayu, perwakilan Kraton Yogyakarta secara langsung memberikan bantuan simbolis pada para pekerja dan pedagang di halaman DPRD DIY. Hayu mengatakan sangat tergerak ketika muncul ide saling bantu yang digagas Jercovid-19 bersama stakeholder lainnya di DIY, setelah melihat kejadian ricuh Kamis (8/10/2020) lalu.
“Ngarsa Dalem pernah ngendikan yang spesial dari Jogja itu kebersamaan. Kita tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, tapi dengan cara lain yang mengena. Ini sebenarnya cara yang mengena tanpa menunjukkan kegalakan. Saya senang ikut membantu, ini rasa empati kami untuk para pekerja terdampak,†ungkap Hayu.
Wawan Harmawan, koordinator Jercovid-19 menambahkan pihaknya merasakan tergerak harus membantu setelah melihat dampak dari kericuhan di DPRD DIY akhir pekan lalu. Wawan menilai saat ini masyarakat dari berbagai elemen harus bersatu untuk mengembalikan image Yogyakarta yang sempat rusak akibat kericuhan di Malioboro.
“Kami dari Jercovid berempati pada pengusaha informal yang terdampak. Jogja harus bersatu bangkit, jangan sampai image Jogja berhati nyaman terusik. Kami memberikan semangat melalui kegiatan ini dan harapannya bisa bersama membantu meski dalam jumlah yang tidak seberapa,†ungkapnya pada wartawan.
Untuk tahap pertama, diberikan 200 paket sembako pada pekerja terdampak. Nantinya pada periode kedua akan ada lagi 300 pekerja di Malioboro yang mendapatkan bantuan serupa.
Sementara Oktafitri (50) pekerja di Legian Cafe mengaku belum mengetahui kapan tempatnya mengais rejeki bisa kembali dibuka. Pasalnya saat ini pemilik masih kebingungan mengumpulkan dana kembali setelah menelan kerugian hingga ratusan juta Rupiah.
“Kami belum tahu kapan bisa bekerja lagi, masih menunggu ownernya bagaimana. Kemarin sudah lapor ke polisi,†ungkap perempuan yang biasa menjadi pramusaji ini. (Fxh)
Pengusaha, perbankan dan warga Yogyakarta membantu pekerja Malioboro terdampak aksi unjukrasa ricuh (Harminanto)