SLEMAN, KRJOGJA.com - Ratusan orang dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) menggelar aksi demonstrasi menolak disahkannya UU Cipta Kerja, Senin (5/10/2020) malam. Aksi unjukrasa yang digelar di Simpang Tiga Colombo Gejayan Sleman tersebut menjadi wujud kekecewaan masyarakat pada pemerintah yang mengesahkan UU tersebut.
Dalam aksi ini massa berorasi di simpang Kolombo Gejayan sejak pukul 17.00 WIB. Massa aksi juga sempat membakar ban di simpang tiga Kolombo dan menyampaikan berbagai penolakan UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan kaum pekerja.
Humas ARB, Revo mengatakan aksi kembali digelar karena rakyat merasakan sudah berulang kali ditipu oleh negara. Penipuan yang kali ini dirasakan, kata Revo adalah disahkannya RUU Cipta Kerja yang dirasakan tak berpihak pada rakyat.
“Hari ini merupakan respon kita imbas dari pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang mana itu setelah kita lakukan kajian banyak unsur ketidakbermanfaatan bagi masyarakat. Aliansi Rakyat Bergerak melancarkan aksi terhadap pengebutan pembahasan Omnibus Law yang tidak menghiraukan gelombang penolakan dari masyarakat, seolah DPR tutup mata tutup telinga,†tegasnya.
Aksi massa sendiri berakhir sekira pukul 20.00 WIB. Masaa aksi dari ARB sempat nyaris terlibat gesekan dengan warga yang menolak adanya aksi di simpang tiga Kolombo Gejayan.
Sementara, Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto menyampaikan aksi yang dilakukan ARB tidak disertai dengan pemberitahuan pada pihak kepolisian sebelumnya. Meskipun demikian Anton menilai jika aksi berjalan secara kondusif dan aspirasi massa bisa tersalurkan.
“Alhamdulillah kondusif, aspirasi mereka juga bisa disampaikan. Kami sudah beberapa kali melakukan imbauan untuk membubarkan diri karena batas waktu menyampaikan pendapat adalah maksimal pukul 18.00 WIB,†tandas Kapolres. (Fxh)
