Tak Hanya PKL, Pengayuh Becak dan Andong Lansia Diimbau Rehat

Photo Author
- Selasa, 6 Oktober 2020 | 09:30 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Para pedagang kaki lima (PKL) yang berusia lanjut diimbau rehat atau tidak memaksakan diri berjualan. Terutama di kawasan wisata seperti Malioboro yang kerap bersinggungan dengan masyarakat banyak. Hal ini karena usia lanjut lebih rentan tertular virus akibat tingkat kerawanan yang tinggi.

Kepala UPT Malioboro Ekwanto, mengaku tengah melakukan sosialisasi terkait imbauan tersebut. "Imbauan sudah kami berikan melalui komunitas di sana. Jadi yang sudah lansia tetap di rumah saja. Untuk aktivitas jualannya serahkan ke anaknya atau saudaranya yang berusia muda," jelasnya, Senin (5/10/2020).

Sebelumnya, banyak PKL berusia lansia yang turut berjualan di Malioboro saat pandemi Covid-19. Akan tetapi, ketika ada satu PKL yang meninggal dunia dan terkonfirmasi positif, secara perlahan PKL yang lansia semakin berkurang dan digantikan oleh kerabatnya. Saat ini, dari sekitar 2.500 PKL di Malioboro, mereka yang lansia hanya 10 persennya.

"Jumlah lansia yang masih berjualan di Malioboro sudah tidak seperti dulu. Rata-rata mereka ialah para senior yang mungkin belum ada anggota keluarganya yang bisa menggantikan berjualan setiap hari," imbuh Ekwanto.

Selain PKL, warga berusia lanjut yang setiap hari beraktivitas di Malioboro ialah pengayuh becak dan andong. Kedua profesi itu memang membutuhkan keahlian khusus dan tidak sembarang anggota keluarganya bisa menggantikan. Akan tetapi, baik becak maupun andong diharuskan memenuhi standar protokol seperti ada sekat antara penumpang dengan pengemudi.

Di samping itu, penerapan protokol di kawasan Malioboro juga sudah berjalan bagus. Mulai dari pemindaian 'QR Code' di setiap zona, jalur pengunjung hingga penggunaan masker. Apalagi petugas gabungan setiap hari turut melakukan razia masker kepada pengunjung di Malioboro.

Sementara Ketua Paguyuban PKL Malioboro Tri Dharma Paul Zulkarnain, memastikan pihaknya terus mengimbau kepada para anggota yang sudah berusia lansia untuk tidak berdagang di Malioboro. "Sudah ada kesadaran secara mandiri. Biasanya mereka yang lansia itu datang untuk sekadar mengecek keuntungan yang didapat. Selebihnya rehat di rumah dan penjualannya digantikan anak atau saudaranya," akunya.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X