Penusukan Syech Ali Jaber, Muhammadiyah : “Itu Perbuatan Jahiliah”

Photo Author
- Senin, 14 September 2020 | 09:35 WIB
IMG-20200914-WA0002
IMG-20200914-WA0002

YOGYA (KRJogja.com) – Masyarakat khususnya Umat Islam diminta tetap tenang dan tidak berspekulasi mengenai penyerangan. Selain juga memberi kesempatan kepada kepolisian dan aparatur hukum untuk melaksanakan tugas sesuai ketentuan hukum. Umat Islam harus tenang dan dapat menahan diri serta tidak terhasut oleh upaya adu domba.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti dan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Prof Dr Din Syamsuddin Senin (14/9) memberikan pernyataan secara tertulis, usai terjadinya penusukan terhadap dai Syeikh Ali Jaber. Sebagaimana diketahui saat memberikan ceramah Syeikh Ali Jaber di Masjid Fallahuddin Bandarlampung tiba-tiba diserang seorang pemuda, Minggu (13/9). Meski Syeikh Jaber bisa mengelak, namun tak urung lengannya terkesan tusukan. Dan pelaku langsung bisa diringkus.

“Ini perbuatan jahiliah,” tandas Mu’ti. Karenanya Mu’ti meminta polisi memproses secara hukum. Selain mengungkap secara terbuka identitas juga perlu membuka motif pelaku penyerangan melakukan kejahatan tersebut.




-

Sedang Ketua Wantim MUI Prof Dr Din Syamsuddin menyebutkan peristiwa penusukan atas Syeikh Ali Jaber di tengah pengajian di Masjid Fallahuddin Bandarlampung, sungguh mengagetkan dan patut dikecam. Tindakan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi terhadap ulama, dan kejahatan berencana terhadap agama dan keberagamaan.

“Selain mendesak Polri mengusut secara tuntas, menyingkap pelaku dan siapa yang berada di belakangnya. Kepada Polri agar bersungguh-sungguh memproses secara hukum dan menyeret pelaku ke meja pengadilan dengan tuntutan hukum maksimal,” tambah Din.

Din juga berharap Polri tidak mudah menerima pengakuan dan kesimpulan bahwa pelakunya adalah orang gila. Di masa lalu, tambahnya, pernah terjadi yang membuat sampai sekarang tidak ada kejelasan.

“Kami juga meminta kepada Polri untuk menjamin keamanan para tokoh agama, khususnya ulama dan dai. Serta mengusut gerakan ekstrimis yang antiagama dan hal yang bersifat keagamaan,” kata Ketua Wantim MUI. (Fsy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X