Kemarau Basah, Pusat Tekanan Udara Rendah Picu Turunnya Hujan

Photo Author
- Jumat, 4 September 2020 | 12:08 WIB
Hujan-OK-1
Hujan-OK-1

YOGYA (KR) - Hujan intensitas sedang-lebat yangterjadi saat musim kemarau kali ini, disebabkan oleh gangguan munculnya pusat tekanan udara rendah tertutup (Eddy) di sekitar selat Karimata. Pusat tekanan rendah tersebut mengakibatkan adanya pertemuan angin (konvergensi) dan perlambatan massa udara di sekitar wilayah Jawa sehingga terjadi penumpukan awan.

"Memang, musim kemarau tahun ini cenderung lebih basah daripada tahun sebelumnya. Meski puncak kemarau terjadi pada Agustus, tapi saat ini DIY masih masuk musim kemarau. Kendati demikian, bukan berarti saat

musim kemarau tidak ada hujan sama sekali. Karena untuk 2 hari ke depan, diprediksikan potensi hujan di DIY, lebih dominan di wilayah utara dengan intensitas ringan-sedang dan dengan durasi waktu yang singkat,” kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Reni Kraningtyas saat dihubungi KR di Yogyakarta, Kamis (3/9).

Menurut Reni, saat ini terdapat gangguan Madden Julian Oscilation (MJO) yang masuk ke fase 3. Sehingga di sekitar wilayah Jawa yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan. Meski secara umum September masih kategori musim kemarau. Hasil monitoring hari tanpa hujan diakhir Agustus kemarin terlihat di sebagian besar wilayah Yogyakarta sudah tidak ada hujan dalam kurun waktu lebih dari 30 hari.

Sementara itu, kepala kelompok data dan informasi BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Etik Setyaningrum MSi menjelaskan, Juli-Agustus merupakan puncak musim kemarau di wilayah DIY. Sedangkan untuk September meskipun masih kategori musim kemarau tetapi diprediksi jumlah curah hujan perdasarian mencapai

minimal 10-20 mm/dasarian. Bila dibandingkan dengan bulan Agustus hujan perdasarian maksimal hanya mencapai 0-10 mm. Sehingga secara perbandingan untuk September hujan dengan kategori rendah sampai sedang diprediksi akan muncul dibeberapa tempat meskipun belum terjadi secara kontinuitas. “Musim pancaroba di DIY diprediksikan akan terjadi pada Oktober. Sebagai gambaran prospek awal musim hujan disebagian besar wilayah DIY akan berlangsung diakhir Oktober hingga November 2020,” terang Etik. (Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X