YOGYA, KRJOGJA.com - Kendaraan bermotor dalam bentuk scrap atau barang bekas akan turut dilelangkan oleh Pemkot Yogya. Lelang tersebut dibarengkan dalam proses lelang 81 unit kendaraan bermotor melalui perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta.
Kepala Bidang Aset Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogya Andhy Sasongko, menjelaskan total ada 18 kendaraan scrap yang dijadikan dalam satu paket. "Awalnya kita mau lelang per satu item namun KPNL menghendaki dijadikan satu paket," jelasnya, Minggu (26/7/2020).
Kendaraan scrap tersebut mayoritas jenis kendaraan berat seperti stome, backhou, buldozer serta stempler. Namun ada juga kendaraan bermotor roda dua, roda tiga dan roda empat. Rata-rata kondisinya sudah tidak mampu beroperasi secara maksimal akibat kerusakan komponen maupun usia cukup tua. Di samping itu dokumen kendaraannya juga sudah tidak ada.
Total nilai limit satu paket scrap tersebut mencapai Rp 112,2 juta. Calon peserta lelang harus menyertakan uang jaminan sebesar Rp 56,1 juta. "Untuk yang scrap ini kami optimis bisa terlelang. Sudah ada yang tanya-tanya soal itu," imbuh Andhy.
Sistem lelang masih sama seperti tahun lalu yakni e-Auction dan dilakukan secara tertutup yang diakses melalui domain lelang.go.id. KPKNL Yogyakarta juga sudah menjadwalkan proses penawaran pada 3 Agustus 2020 mendatang. Sedangkan objek yang dilelang bisa dilihat pada 27-30 Juli 2020.
Andhy menyebut, total ada 81 kendaraan bermotor yang terdiri dari roda dua, tiga dan empat yang sudah didaftarkan untuk lelang. Total nilai limit dari seluruh kendaraan itu mencapai Rp 588 juta. Salah satu yang turut dilelangkan ialah bekas mobil dinas Walikota Yogya Herry Zudianto saat itu, yakni Sangyong Rexton 2004.
Tahun lalu kendaraan tersebut sudah diikutkan lelang namun tidak terjual, karena nilai limit yang tergolong tinggi. Pada tahun ini, nilai limit kendaraan itu pun diturunkan hampir 40 persen yakni Rp 61,6 juta dari sebelumnya Rp 97,6 juta.
"Semoga tahun ini ada yang berminat. Jika masih tidak ada peminat, tahun depan bisa kami turunkan lagi nilai limitnya. Bisa juga justru nanti kita scrap," katanya.(Dhi)