YOGYA, KRJOGJA.com - Koperasi Seniman dan Budayawan (Koseta) Yogyakarta menggelar pameran karya seni secara virtual melalui program Resoilnation Art for Sustainable Farming, Sabtu (25/7/2020). Selama dua bulan, lebih dari 40 karya seni rupa dari 23 pameris akan ditampilkan secara daring melalui resoilnation.id yang dibuat sebagai upaya memastikan ketahanan pangan.
Pembukaan pameran dilaksanakan di Eclipse Hotel Prawirotaman, Sabtu (25/7/2020) petang. Sineas berpengalaman, Garin Nugroho didapuk menjadi kurator untuk program pameran daring yang dibuat sebagai respon kreatif pandemi Covid sekaligus membantu ketahanan pangan.
Risang Yuwono, Direktur Program Resoilnation mengatakan karya-karya yang dipamerkan secara langsung dibuat oleh para pameris yang merupakan seniman lukis, pematung maupun fotografer. Para seniman menurut Risang memiliki keresahan untuk ikut ambil bagian memastikan ketahanan pangan setidaknya di lingkup DIY dan Indonesia yang belakangan menjadi kekhawatiran bersama akibat munculnya pandemi.
“Motivasi kami kemanusiaan, Resoilnation menawarkan kenekatan mengupayakan daya pemecahan masalah melalui manajemen teknologi. Kami berusaha mendekatkan kolektor yang sekaligus akan jadi investor agar ikut ambil bagian dalam gerakan revolusi ini, ikut memastikan ketahanan pangan,†ungkapnya.
Koseta membuat terobosan kuat mengumpulkan modal melalui penjualan karya lukis di mana kolektor akan menjadi investor yang akan membantu program dengan membeli karya seni. Mereka akan membuka lahan pertanian dari lukisan yang terjual, dan sekaligus mengupayakan para petani tetap berkarya memastikan ketahanan pangan.
“Kami akan membuka lahan-lahan pertanian di kawasan Wukirsari Sleman dan akan diolah dengan maksimal untuk memastikan ketahanan pangan bersama. Ini momentum bagi kami, agar tidak hanya mencari kepuasan pribadi saja tapi juga untuk hal yang lebih bermakna di tengah krisis,†lanjut Risang.
Para seniman menurut Risang rata-rata mendonasikan 50 persen lebih hasil penjualan lukisan untuk pertanian. “Misalnya ada harga Rp 32 juta, para seniman menyumbangkan 50 persen untuk pertanian di Wukirsari, hampir semua seniman mendonasikan 50 persen, dan niat ini dari mereka sendiri,†tandas dia.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo yang hadir dalam pembukaan mengatakan ide para seniman menunjukkan bagaimana masyarakat Yogyakarta yang sebenarnya. Gerakan memadukan seni dengan pertanian menurut Singgih merupakan hal luar biasa yang berangkat dari kesadaran saling bantu.
“Ini luar biasa ada dua hal yang ingin dicapai maksimal antara seni dan ketahanan pangan. Mengekspresikan diri masa pandemi dengan pameran secara virtual yang sekaligus gerak modal sosial Yogyakarta. Ini masyarakat Yogya yang sebenarnya, bergerak dengan inisiatif sendiri yang kami sangat apresiasi,†ungkap Singgih. (Fxh)