DIY Diminta Kaji Kemungkinan Kampus Segera Gelar Kuliah Tatap Muka

Photo Author
- Sabtu, 25 Juli 2020 | 12:11 WIB
Para pembicara saat memaparkan materi dalam diskusi media. (Foto : Harminanto)
Para pembicara saat memaparkan materi dalam diskusi media. (Foto : Harminanto)

YOGYA, KRJOGJA.com - Dua sektor yakni pariwisata dan pendidikan memegang peran penting menopang perekonomian DIY. Dua sektor ini sekarang hampir lumpuh total karena pandemi Covid-19 yang berimbas pada merosotnya ekonomi DIY.

Untuk mendongkrak pariwisata, saat ini cukup sulit karena kasus yang masih terjadi di DIY. Wisatawan rombongan kembali dibatasi, meski perlahan pariwisata berusaha dihidupkan kembali.

Kepala Deputi BI Yogyakarta, Miyono menyebut sektor pariwisata merupakan salah satu pendorong utama ekonomi DIY selain pendidikan. Sisi konsumsi warga disebut menopang mayoritas perekonomian yang mau tak mau harus segera didorong untuk bergerak.

“Ketika pendorongnya dari pariwisata dan mahasiswa (pendidikan) ini motornya berhenti, dampaknya ke mana-mana. Sudah pasti ekonomi kita berat,” ungkap Miyono dalam diskusi di Tarumartani, Sabtu (25/07/2020).

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengharapkan agar Pemda segera bergerak untuk mengurai permasalahan ekonomi tersebut. Langkah paling dekat menurut Huda dengan segera memanggil rektor-rektor perguruan tinggi di DIY untuk mengkaji kemungkinan segera memulai kuliah tatap muka.

“Kita punya 140 kampus, segera bertemu rektor agar mahasiswa masuk lagi tapi dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Kita bisa beri insentif kampus tak masalah terutama agar mahasiswanya aman. Misalnya RDT gratis untuk mahasiswa bisa kerjasama dengan hotel untuk karantina. Kalau sudah boleh masuk kost, berarti sudah aman,” tandas Huda.

Kebijakan insentif ini menurut Huda juga bisa diterapkan di dunia parwisata DIY agar mulai menggeliat kembali. “Misalnya saja wisatawan diberikan paket RDT, jadi dipastikan yang masuk aman. Di sisi lain rumah sakit disiapkan betul untuk penanganan ketika terpaksa ada yang sakit. Saya kira kebijakan-kebijakan ini harus dilakukan,” sambung dia.

Dorongan untuk segera mengkaji kemungkinan kampus kembali menggelar kuliah tatap muka juga dikemukakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY. Dongkrakan ekonomi ketika kampus memulai aktivitas menurut dia akan terasa signifikan meski dengan tetap terbatas untuk memastikan protokol kesehatan.

“Coba dulu universitas besar di DIY misalnya UGM, UIN, UNY, atau yang swastabUMY atau Atma Jaya ini bisa dicoba kuliah dobel online offline secara bertahap. Ini harus segera dicoba agar pergerakan mulai tercipta. Ekonomi di sekitar kampus harapannya bisa bangkit. Pemda DIY bisa merangkul rektor untuk mengkaji, ya kalau belum sekarang mungkin bulan November-Desember bisa mulai setelah mid semester. Kami dari kampus siap dan teknologinya sudah disiapkan saya kira,” tandas Y Sri Susilo, perwakilam ISEI Yogyakarta.

Sementara Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengaku pemda setuju dengan kemungkinan kampus segera memulai kembali kuliah tatap muka. “Kami upayakan bisa atau tidak bertemu berdiskusi dengan rektor di DIY ini, apakah memerlukan insentif atau bagaimana. Kami sepakat dan tengah mengupayakan agar dampak ekonomi tidak semakin berat, dengan tetap mengedepankan sisi kesehatan,” ungkapnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X