Merapi Dikabarkan 'Menggembung', Ini Penjelasan BPPTKG

Photo Author
- Kamis, 9 Juli 2020 | 14:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Gunung Merapi dilaporkan mengalami deformasi. Gunung tersebut menggemuk atau terjadi penggembungan di tubuh gunung yang menunjukkan adanya aktivitas magma naik ke permukaan.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menjelaskan deformasi memang terjadi di Merapi saat ini. Tercatat, sejak 26 Juni hingga 2 Juli lalu, ada perubahan yang ditandai pemendekan jarak tunjam sebesar kurang lebih 2 sentimeter. "Pemendekan jarak tunjam ini terlihat dari metode EDM. Bisa dibayangkan di lereng Merapi dipasang cermin, lalu jarak cermin ke alat EDM diukur setiap hari. Saat gunung mengalami inflasi (menggembung), maka jarak antara cermin dan alat akan memendek,” ungkap Hanik pada wartawan melalui penjelasan tertulis, Kamis (9/7/2020).

Meski begitu, deformasi dalam rentang 2 sentimeter tersebut terhitung masih kecil dibandingkan dengan fase sebelum erupsi Merapi tahun 2010 lalu. Deformasi atau perubahan bentuk bisa inflasi atau deflasi menurut BPPTKG merupakan hal yang biasa bagi gunung berapi karena menunjukkan magma yang naik ke permukaan.

“Masyarakat tidak perlu panik karena naiknya magma ke permukaan merupakan hal biasa. Potensi ancaman bahaya masih sama, berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material akibat erupsi eksplosif. Rekomendasi jarak bahaya juga masih sama, yaitu dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi,” pungkas Hanik. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X