Segmented Class Tourism Jadi Trend Pariwisata Masa Depan

Photo Author
- Rabu, 8 Juli 2020 | 06:56 WIB
Webinar 'Pengembangan Pariwisata di Era New Normal'  (Istimewa)
Webinar 'Pengembangan Pariwisata di Era New Normal' (Istimewa)

YOGYA, KRJOGJA.com - Tren pariwisata akan mengalami perubahan. Pandemi Covid-19 menimbulkan disrupsi, sehingga kedepan wisatawan akan mengedepankan aspek safety and hygiene. Pemerintah, pelaku usaha dan stakeholder terkait harus mampu beradaptasi menciptakan inovasi sebagai respon terhadap perubahan, meningkatkan daya saing sekaligus mencegah terjadinya gelombang II Covid-19.

Demikian dikatakan, Deputi Bidang Pengembangan Produk dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani dalam Webinar bertema 'Pengembangan Pariwisata di Era New Normal', Selasa (7/7).

Webinar menghadirkan narasumber lain yaitu Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DPD DIY Bobby Ardyanto Setyo Adjie, Ketua ASITA DIY Udhi Sudiyanto dan Akademisi Universitas Sanata Dharma Ike Jenita Dewi dipandu moderator Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat Octo Lampito. Webinar diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY didukung GIPI DIY, PT Feraco dan PT BP Kedaulatan Rakyat.

Rizki menyontohkan sebelum pandemi Covid-19, preferensi traveler pada akomodasi adalah yang menawarkan harga promo/budget hotel. Namun setelah pandemi Covid-19, preferensi traveller pada hotel berbintang mengutamakan aspek hygiene. Demikian juga soal akses, sebelum pandemi, harga transportasi (udara, laut dan darat) menjadi pertimbangan utama dalam traveling, sementara lama transit dan faktor hygene menjadi prioritas berikutnya. Namun setelah pandemi, penerbangan langsung atau maksimum 1 kali transit dengan durasi maksimum 3 jam menjadi preferensi utama traveller. "Kedepan segmen pasar industri pariwisata bukan lagi mass tourism namun akan berubah menjadi segmented class tourism," katanya.

Lebih lanjut dijelaskan Rizki, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan dunia terhadap Indonesia, Kemenparekraf menerapkan protokol Cleanliness, Health & Safety, Environment (CHSE) terhadap seluruh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Destinasi wisata bisa dibuka sedikit demi sedikit namun dengan syarat harus disiplin menerapkan protokol CHSE tersebut. Disinilah peran Pemda dan stake holders terkait termasuk media untuk menyosialisasikan protokol CHSE. "Boleh dibuka tapi jangan buru-buru, kita harus hati-hati membuka destinasi wisata. Kalau memang sudah siap bisa dibuka," tuturnya.

Selain itu, menurut Rizki, pariwisata dan ekonomi kreatif selama 2020 akan bertumpu sepenuhnya pada pasar domestik, yang juga mengandalkan populasi Indonesia yang berjumlah 267 juta. Kemenparekraf membuat kampanye aktivasi #DiIndonesiaAja yang mengajak wisatawan domestik untuk berwisata di dalam negeri. Promosi pariwisata juga diutamakan menyasar ke wisatawan domestik agar mengadakan perjalan wisata di dalam negeri. Untuk daya tarik, perlu diberikan insentif-insentif seperti diskon bermalam di hotel, MICE atau kuliner. "Untuk saat ini targetnya pasar domestik dulu. Orang lokal menginap di hotel, orang lokal wisata di wilayah sekitar. Ini untuk pemulihan pasar," katanya.

Sedangkan Singgih Raharjo, kontribusi sektor pariwisata dan pendidikan terhadap perekonomian DIY adalah yang paling besar. Sehingga saat pariwisata DIY terdampak pandemi, efeknya sangat terasa dan dirasakan banyak sektor. Adapaun strategi pengembangan pariwisata DIY yang telah disusun adalah pariwisata berbasis budaya dengan mengedepankan 'Quality Tourism', yakni sesuai protokol CHS atau Cleanliness, Health & Safety. "DIY punya keunggulan budaya (culture) dan alam (nature)," katanya.

Menurut Singgih, Gubernur DIY Sri Sultan HB X sendiri sudah memberi sinyal agar sektor pariwisata di DIY sedikit demi sedikit dibuka. Setelah penyususnan strategi pengembangan pariwisata berikut protokol kesehatannya, dilanjutkan simulasi dan evaluasi. Kemudian uji coba dan operasional terbatas yang saat ini sedang dilakukan hingga 31 Juli (masa tanggap darurat berakhir). Untuk mendukung destinasi yang bersih dan sehat dibagikan alat sprayer, thermo gun dan alat-alat kebersihan. "Untuk protokol kesehatan di destinasi wisata kita susun bersama industri dan pemerintah kabupatan/kota," ujarnya.

Bobby Ardyanto mengatakan, ada beberapa langkah-langkah membuka kembali kegiatan pariwisata yang aman dan mudah di era New Normal. Antara lain perlu disediakan informasi persyaratan dan prosedur kesehatan di kota/negara tujuan, perlu ada informasi tentang pembatalan dan kebijakan jika sakit saat bepergian atau di tempat tujuan. Saat perjalanan lakukan check-in online dan cetak boardingpass secara mandiri dan batasi barang bawaan. Saat di destinasi, unduh aplikasi pelacak jika tersedia. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X