YOGYA, KRJOGJA.com - Hingga saat ini Kota Yogya masih dalam tahap persiapan menuju kenormalan baru. Bahkan sepanjang bulan ini justru menjadi bulan tantangan bagi Kota Yogya terkait kesiapan menuju 'new normal' tersebut.
Menurut Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogya Heroe Poerwadi, kehadiran wisatawan serta kembalinya mahasiswa dari kampung halaman menjadikan tantangan. "Mereka yang berasal dari luar daerah dan kembali datang ke sini justru tantangan untuk menguji kesiapan kita dalam menghadapi kenormalan baru," jelasnya, Senin (6/7/2020).
Kembalinya mahasiswa ke Kota Yogya diprediksi akan bergelombang hingga akhir Juli. Sedangkan beberapa wisatawan pada akhir pekan terdeteksi juga sudah mulai datang. Jika kedatangan wisatawan serta kembalinya mahasiswa dari luar daerah tersebut tidak menimbulkan pengembangan kasus Covid-19, maka Kota Yogya berhasil melewati tantangan dengan baik. Hal ini sekaligus menjadi tolok ukur kesiapan menuju 'new normal'.
Oleh karena itu selama persiapan menuju kenormalan baru berupaya mengkondisikan semua tempat mampu menerapkan protokol dengan baik. Apalagi saat ini mulai banyak tempat ibadah, destinasi wisata serta akomodasi perhotelan yang mengajukan untuk diverifikasi dari sisi protokol yang diterapkannya. "Kami akan terus menyisir agar berbagai lokasi seminimal mungkin tidak ada paparan virus," tandas Heroe.
Dari sisi kawasan, Heroe mengaku merekomendasikan ada pembatasan jumlah pengunjung hingga 50 persen dari ketersediaan. Pembatasan itu bukan untuk mengurangi jumlah kunjungan melainkan menegakkan 'physical distancing' atau jaga jarak yang aman dari sisi pencegahan virus.
Di samping itu, mereka yang dari luar kota hendak menuju Yogya baik wisatawan maupun mahasiswa, diimbau membekali diri dengan surat sehat. Terutama yang berasal dari zona merah minimal hasil negatif rapid test bahkan uji PCR atau swab. "Harapan kita semua, mereka sebelum ke Yogya sudah dalam kondisi sehat. Ketika sampai sini pun harus mengikuti protokol yang sudah diterapkan," imbuhnya.
Kendati sudah ada pelonggaran pembatasan sosial serta dibukanya destinasi wisata, bukan berarti situasi sudah benar-benar normal. Landainya kasus Covid-19 di Kota Yogya juga bukan menjadi ukuran untuk seenaknya bertindak seolah-olah tidak ada ancaman. Heroe kembali menegaskan, mayoritas kasus Korona disebabkan ada riwayat perjalanan dari luar daerah. Sehingga mau tidak mau, semua yang berada di Yogya harus disiplin menjalankan protokol.
Meski Perwal 51/2020 terkait pedoman dalam menuju tata kehidupan baru mengandung ancaman sanksi, namun bukan untuk menakuti masyarakat. Misalnya sanksi bagi yang tidak mengenakan masker terancam denda Rp 100.000, hal itu hanya merupakan salah satu opsi. Opsi lain ialah teguran lisan, teguran tertulis serta membersihkan tempat publik. "Aturan itu mengatur protokol di berbagai bidang. Itu yang seharusnya dipedomani. Tiga hal utama ialah selalu mengenakan masker, jaga jarak fisik dan rutin mencuci tangan dengan sabun," katanya. (Dhi)