Langkah Antisipatif Dikedepankan untuk Hadapi Kasus Demam Berdarah

Photo Author
- Jumat, 26 Juni 2020 | 06:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Berbeda dengan daerah lain, kasus demam berdarah di Kota Yogya justru cenderung menurun. Namun demikian upaya atau langkah antisipatif harus tetap dikedepankan untuk menghindari lonjakan kasus hingga berujung kematian.

Menurut Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogya Endang Sri Rahayu, hingga awal Juni total tercatat 243 kasus demam berdarah. Masing-masing pada Januari 34 kasus, Februari 72 kasus, Maret 58 kasus, Mei 27 kasus dan awal Juni 2 kasus.

"Tahun lalu puncaknya Mei. Tapi data sementara tahun ini justru Februari tinggi kemudian berangsung menurun. Tidak ada penderita yang meninggaldunia dan harapan kami jangan sampai," jelasnya, Kamis (25/6/2020).

Jumlah kasus demam berdarah di Kota Yogya ini pun menduduki peringkat empat se DIY. Pautan kasus dibanding kabupaten lain juga cukup tinggi. Semakin rendahnya kasus tersebut bukan lantaran akibat pandemi Covid-19 melainkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pembersihan lingkungan yang terus digalakkan. Selain itu penyebaran nyamuk Wolbachia ditengarai juga turut berdampak positif.

Potensi penurunan pun akan terus terjadi seiring masuknya musim kemarau. Hal ini karena nyamuk sebagai vektor penularan virus perkembangannya akan lebih terkendali. Peningkatan penyakit selama musim kemarau biasanya berkaitan dengan PHBS seperti ispa dan diare. "Meski menurun namun jangan sampai antisipasinya dilupakan. Harus tetap rajin pemberantasan sarang nyamuk," imbuh Endang.

Selain itu, Endang kembali mengingatkan agar masyarakat yang mengalami gejala demam diperhatikan betul mulai jam berapa, bukan lagi sekadar hari mulai demam. Begitu masuk hitungan hari ketiga sesuai jam mulai demam, maka segera diperiksakan ke puskesmas. Kondisi yang perlu diwaspadai ialah saat masuk hari keempat atau kelima. Terutama ketika pada hari itu justru tiba-tiba merasa dingin pada bagian tangan dan kaki atau muncul keringat dingin.

"Apalagi jika itu diikuti dengan rasa lemas, lesu, pusing bahkan mual maka harus itu merupakan tanda mengalami fase shock dan harus segera dirujuk ke rumah sakit," tandasnya.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X