YOGYA, KRJOGJA.com - Kejadian berkerumunnya masyarakat termasuk para pesepeda di kawasan Malioboro Yogyakarta beberapa waktu lalu, menjadi fokus perhatian sejumlah kalangan. Supaya kejadian seperti itu tidak terulang-ulang, selain harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, Minggu (14/6) besok juga akan dilakukan rapid test
atau tes cepat secara acak kepada masyarakat yang ada di sekitar kawasan Malioboro. Kegiatan akan difokuskan di tiga titik yakni sekitar Tugu Pal Putih, Barat Gerbang Kepatihan dan kawasan Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta.
"Setiap titiknya ada 50 sampel dengan sasaran masyarakat yang ada titik-titik tersebut. Nanti rapid test akan dilakukan oleh Biddokkes Polda DIY dan Dinas Kesehatan DIY. Rapid test
ini untuk melihat kondisi orang yang masuk ke Malioboro. Dengan begitu kemungkinan terjadinya penularan bisa diantisipasi lebih awal," kata Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DIY Noviar Rahmad di Yogyakarta, Jumat (12/6).
Menurut Noviar, pengunjung maupun para pesepeda yang melintas mulai dari Tugu, Malioboro, hingga Alun-Alun Utara diwajibkan mematuhi peraturan yang ketat (protokol kesehatan) dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DIY. Konsekuensinya, jika ada pesepeda tanpa masker yang melintas di kawasan Malioboro akan diminta putar balik. Bahkan mulai Jumat (12/6) malam pihaknya sudah mengerahkan seluruh personel Satpol PP DIY, UPT Malioboro, Jogoboro, Pambudaya, Satpol PP Kota Yogya, dan Dinas Perhubungan DIY untuk melakukan pengawasan dari Alun-Alun Utara sampai Tugu.
"Berdasarkan pengamatan kami selama ini, di tiga titik tersebut (Tugu, Malioboro, Alun-alun Utara) banyak pengunjung (termasuk pesepeda) pada pagi hari. Karena itu kami memutuskan untuk melakukan rapid test
pukul 06.00-10.00 WIB secara acak dengan harapan hasilnya bisa optimal," terang Noviar.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY itu menambahkan, salah satu pertimbangan dilakukan rapid test
di tiga titik tersebut karena yang masuk kawasan Malioboro tidak hanya pesepeda dan warga DIY saja, melainkan juga wisatawan dari berbagai daerah. Selain itu, dalam beberapa hari ini Kereta Api Luar Biasa (KLB) tidak diberlakukan lagi, sudah diganti kereta api reguler. Dampaknya, jumlah pendatang yang akan masuk ke Yogya semakin banyak. Meski para pendatang itu wajib menunjukkan hasil RDT atau PCR, tapi jumlah yang masuk diprediksi tetap banyak. Kebiasaan selama ini, para pendatang selalu banyak yang berkunjung ke Malioboro, Tugu dan Alun-alun.
"Seandainya dari hasil 'rapid test' menunjukkan reaktif, mereka akan langsung diarahkan oleh Dinas Kesehatan untuk menjalani isolasi, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyebaran Covid-19," terang Noviar. (Ria)