YOGYA, KRJOGJA.com - Salah satu upaya Pemda DIY untuk membangkitkan perekonomian yakni dengan mengizinkannya PKL Malioboro untuk beraktivitas. Namun demikian protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan baik bagi para pedagang maupun pembeli.
â€Ya secara bertahap. Kan sing teka ya rung karuan ana (Kan yang datang belum tentu ada). Semuanya masih (zona) merah. Masih (menerapkan) PSBB,†kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Terkait hal ini, Ketua DPRD DIY Nuryadi meminta kepada Pemda DIYuntuk segera menerbitkan standar operasional prosedur (SOP). Khususnya bagi masyarakat yang ingin beraktivitas kembali di masa Penormalan Baru nanti.
â€Sisi ekonomi tentu penting untuk beraktivitas kembali. Tentu tetap memperhatikan protokol kesehatan,†ungkapnya.
Salah satu PKL Malioboro yang mulai berjualan adalah Suradi (51). Dia sudah mulai berjualan sejak sepekan terakhir dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Selain itu juga untuk memulihkan kondisi psikisnya, karena sudah dua bulan lebih berada di rumah. Meski masih sepi pembeli, setidaknya ada angin segar baginya karena sudah diizinkan berjualan.
â€Hampir semua pedagang sudah menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, menjaga jarak dan juga menyediakan hand sanitizer. Di sekitar sini juga banyak tersedia keran air untuk cuci tangan,†ungkapnya.
Menanggapi ‘lampu hijau’ Sultan, para anggota PKL Malioboro menyambut baik. â€Paling tidak kami ingin menunjukkan bahwa Malioboro itu masih ada,†kata Anggota Presidium PKL Malioboro, Sujarwo Putro. (Awh/Bro/Ioc)