YOGYA, KRJOGJA.com - Sebagian besar wilayah DIY seperti Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Kota Yogya akan memasuki awal musim kemarau hingga akhir Mei 2020. Pada awal musim kemarau ini masih berpotensi
terjadi hujan dengan akumulasi berkisar 20 - 40 mm/dasarian . Karena suatu daerah dikatakan sudah memasuki musim kemarau apabila curah hujan dalam satu dasarian lebih besar dari 50 mm yang diikuti beberapa dasarian berikutnya secara konsisten.
"Hujan masih berpotensi terjadi sampai pertengahan Juni. Kondisi ini masih masuk dalam kategori normal. Meskipun ada hujan tetapi diprediksi jumlah hujan yang terjadi tidak lebih dari 50 mm/dasarian. Hujan ini secara periodik akan mengalami penurunan dibulan Juni hingga Juli," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Satklim Mlati Yogyakarta, Etik Setyaningrum MSi di Yogyakarta, Kamis (28/5).
Sedangkan puncak musim kemarau di wilayah DIY diprediksikan akan terjadi bulan Agustus 2020. Menyikapi kondisi tersebut pihaknya mengimbau agar masyarakat khususnya petani bisa mempersiapkan diri dengan baik. Selektif dalam memilih jenis tanaman, melakukan penghemat air dan menjaga kesehatan.
Lebih lanjut Etik menambahkan, gelombang tinggi yang terjadi di kawasan pantai selatan, dikarenakan adanya pola sirkulasi di Samudra Hindia Barat Sumatra serta pola angin di wilayah Indonesia
bagian utara dengan kecepatan 3 sampai 15 knot. Sedangkan untuk wilayah Selatan dari timur sampai tenggara dengan kecepatan 3 knot sampai 20 knot.
Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut. "Kami minta masyarakat khususnya nelayan perlu mewaspadai adanya gelombang tinggi. Terutama bagi mereka yang mempergunakan perahu kecil, karena bisa membahayakan keselamatan," ujarnya. (Ria)